Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan Lengkap dan Terbaru Tahun Ajaran 2013 (kurtilas)

Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan

struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan, jenis-jenis jaringan pada tumbuhan. jaringan meristem. jaringan dewasa. jaringan permanen. jaringan epidermis pada tumbuhan. jaringan parenkim pada tumbuhan. jaringan penyokong pada tumbuhan. jaringan pengangkut pada tumbuhan. jaringan gabus pada tumbuhan. jaringan periderma pada tumbuhan. sifat totipotensi dan kultur jaringan pada tumbuhan. struktur dan fungsi jaringan penyusun organ tumbuhan. struktur jaringan penyusun akar. epidermis pada tumbuhan. korteks pada tumbuhan. endodermis pada tumbuhan. stele pada tumbuhan. struktur jaringan penyusun batang. empulur pada tumbuhan. struktur dan fungsi jaringan penyusun daun.
     Jaringan hanya dimiliki oleh organisme multiseluler (bersel banyak). Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan yang dibentuk sangat beragam, bergantung tempat sel itu berada. Berbagai jaringan tumbuhan dengan fungsi tertentu bisa berkumpul membentuk suatu organ. Sekarang, mari kita pelajari jenis-jenis jaringan pada tumbuhan, sifat totipotensi dan kultur jarngan, serta struktur dan fungsi jaringan penyusun organ tumbuhan.

     1.    Jenis-Jenis Jaringan Pada Tumbuhan

Menurut kemampuan membelahnya, jaringan tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen.

a.     Jaringan Meristem

Jaringan meristem merupakan jaringan yang memiliki kemampuan untuk terus membelah diri tak terbatas. Ciri-ciri jaringan meristem antara lainselnya kecil-kecil, dinding sel tipis, inti sel besar dan vakuola kecil. Pengelompokan jaringan meristem yaitu sebagai berikut.

1)      Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dikelompokan menjadi dua yaitu.

a)      Meristem primer, sel-selnya merupakan perkembangan langsung dari sel-sel embrional, misalnya kuncup, ujung batang dan ujung akar.  Aktivitas meristem primer mengakibatkan akar dan batang tumbuh memanjang disebut pertumbuhan primer.
b)     Meristem sekunder, berasal dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi, misalnya cambium dan cambium gabus. Aktivitas meristem sekunder mengakibatkan tubuh tumbuhan menjadi besar disebut pertumbuhan sekunder.

2)      Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

a)      Meristem apikal, terdapat di ujung akar dan ujung batang.
b)     Meristem interkalar, terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput.
c)      Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, misalnya cambium dan cambium gabus.

b.     Jaringan Dewasa (Jaringan Permanen)

Jaringan dewasa merupakan jaringan yang telah mengalami diferensiasi dan tidak bersifat meristematis lagi.
1)      Jaringan epidermis (jaringan pelindung), ciri-ciri: merupakan jaringan terluar tumbuhan, terdiri dari selapis sel yang pipih, berbentuk balok dan rapat. Serta tidak terdapat ruang antar sel. Fungsinya untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya. Jaringan epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi stomata, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica dan sel gabus.
2)      Jaringan parenkim (jaringan dasar) terdapat hampir di semua bagian tubuh tumbuhan. Ciri-ciri : tersusun dari sel-sel berukuran besar dan hidup, bersegi banyak, terdapat ruang antarsel. Fungsinya sebagai penghasil dan penyimpan cadangan makanan, misalnya klorenkim (berfungsi untuk fotosintesis)  dan aerenkim (berfungsi untuk menyimpan udara)
3)      Jaringan penyokong, dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
a)      Jaringan kolenkim, terdiri dari sel-sel yang hidup yang mengalami penebalan selulosa di bagian sudut dinding sel nya. Contoh : terdapat pada bagian terluar batang dan urat daun. Fungsinya sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan tumbuhan herba.
b)      Jaringan sklerenkim, yaitu jaringan yang sel-selnya mengalami penebalan diseluruh dinding sel nya, terdiri dari sel-sel mati dengan dinding sel dari zat lignin. Berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa dan melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam.
Jaringan sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(1)   Serat sklerenkim, berbentuk seperti benang panjang, misalnya serat rami dan serat kapas.
(2)   Skelereid (sel batu), mempunyai dinding sel yang keras terdapat pada semua bagian tumbuhan terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau biji, contohnya pada tempurung kelapa.
4)      Jaringan pengangkut, terdiri dari xilem dan floem.
a)      Xilem (pembuluh kayu), komponen penyusun xilem terdiri dari unsur trakeal (trakea dan trakeid), serabut xilem dan parenkim xilem. Berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju bagian atas tubuh tumbuhan.
b)      Floem (pembuluh tapis/pembuluh kulit kayu), komponen penyusun floem terdiri dari unsur-unsur tapis, sel pengiring, serabut floem, dan parenkim floem. Berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
5)      Jaringan gabus (epiderma), merupakan jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan ini berfungsi sebagai jaringan pelindung tumbuhan dari kehilangan air. Tampak jelas dari tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Struktur jaringan gabus pada tumbuhan dikotil terdiri dari felogen (cambium gabus) yang akan membentuk felem (gabus) kea rah luar dan feloderm a kea rah dalam

      2.    Sifat Totipotensi dan Kultur Jaringan

sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi. Dengan sifat totipotensi, tumbuhan baru dapat di budidayakan melalui teknik tertentu, yakni kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah teknik mengkultur atau membiakkan jaringan untuk memperoleh individu baru. Hal ini karena sel tumbuhan memilikisifat dasar yang disebut totipotensi sel. Sifat totipotensi sel ini merupakan sifat sel yang mampu menjadi individu baru yang utuh jika berada pada lingkungan yang sesuai.
Sifat totipotensi ini pertama kali ditemukan oleh G. Heberlant pada tahun 1898, seorang ahli fisiologi Jerman. R. C. Steward pada tahun 1968 menguji teori tersembut menggunakan empulur wortel. Satu sel empulur wortel yang dikultur dapat tumbuh menjadi individu baru.
Kultur jaringan merupakan proses yang sederhana. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptic di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Oleh karena itu, teknik ini sering disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa latin), berarti di dalam kaca karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan atau organ) yang digunakan untuk memulai suatu kultur disebut eksplan. Eksplan yang digunakan di dalam teknik kultur jaringan harus yang masih muda, sel-selnya masih bersifat meristematis, dan belum mengalami proses diferensiasi.

      3.    Struktur dan Fungsi Jaringan Penyusun Organ Tumbuhan

a.     Struktur Jaringan Penyusun Akar

struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan, jenis-jenis jaringan pada tumbuhan. jaringan meristem. jaringan dewasa. jaringan permanen. jaringan epidermis pada tumbuhan. jaringan parenkim pada tumbuhan. jaringan penyokong pada tumbuhan. jaringan pengangkut pada tumbuhan. jaringan gabus pada tumbuhan. jaringan periderma pada tumbuhan. sifat totipotensi dan kultur jaringan pada tumbuhan. struktur dan fungsi jaringan penyusun organ tumbuhan. struktur jaringan penyusun akar. epidermis pada tumbuhan. korteks pada tumbuhan. endodermis pada tumbuhan. stele pada tumbuhan. struktur jaringan penyusun batang. empulur pada tumbuhan. struktur dan fungsi jaringan penyusun daun.


Urutan dari luar ke dalam penampang melintang akar terdiri dari jaringan-jaringan sebagai berikut.
1)      Epidermis, memiliki rambut akar sebagai aktifitas sel-sel dibelakang titik tumbuh yang berfungs untuk memperluas bidang penyerapan.
2)      Korteks, terdapat jaringan-jaringan antara lain parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
3)      Endodermis, merupakan selapis sel yang menjadi pembatas antara korteks dan stele. Sel-sel endodermis memiliki penebalan lignin dan suberin sehingga tidak mudah di tembus oleh air. Penebalan tersebut membentuk semacam pita yang dinamakan pita kaspary. Sel endodermis yang di dinding nya tidak menebal disebutsel penerus atau peresap. Fungsinya sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat.
4)      Stele (silinder pusat), tersusun dari jaringan-jaringan sebagai berikut.
a)      Perisikel/perikambium, pada akar dikotil perisikel berfungsi untuk membentuk cabang akar dan cambium gabus.
b)      Berkas pengangkut, terdapat di sebelah dalam perisikel.
(1)   Pada akar tumbuhan monokotil, letak xilem dan floem berselang-seling membentuk lingkaran.
(2)   Pada akar tumbuhan dikotil, xilem berbentuk bintang dan berada di pusat akar, sedangkan floem mengelilingi xilem. Diantara xilem dan floem terdapat cambium.
c)      Empulur, terdiri dari jaringan parenkim. Pada akar tumbuhan dikotil tidak terdapat empulur atau empulurnya sempit. Fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan.

b.     Struktur Jaringan Penyusun Batang

Struktur anatomi batang terdiri dari jaringan-jaringan yang tersusun dari luar ke dalam sebagai berikut.
1)      Epidermis, pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus (lentisel) yang dibentuk dari cambium gabus. Lentisel berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan.
2)      Korteks tersusun dari jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun dari jaringan parenkim.
3)      Stele tersusun dari jaringan-jaringan berikut.
a)      Perisikel
b)      Berkas pengangkut
(1)   Pada batang dikotil, berkas pengangkut tipe kolateral terbuka yaitu xilem terletak di sebelah dalam, floem di sebelah luar, dan diantara keduanya terdapat cambium. Letak berkas pengangkut teratur melingkar. Berdasarkan letaknya, kambium ada dua macam yaitu kambium fasikuler dan kambium interfasikuler. Kambium fasikuler yaitu kambium yang terletak pada berkas pengangkut di antara floem dan xilem. Kambium interfasikuler, yaitu kambium yang terletak antara dua berkas pengangkut. Aktivitas kambium menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun (annual ring) yaitu lingkaran atau lapisan yang menunjukkan kambium melakukan pembelahan dan pada saat kambium tidak melakukan pembelahan dan pada saat kambium tidak fmelakukan pembelahan. Lingkaran tahun berguna untuk menentukan umur pohon
(2)   Pada batang monokotil, berkas pengangkut tipe kolateral tertutup yaitu xilem terdapat di sebelah dalam, floem terdapat di sebelah luar dan diantaranya tidak terdapat kambium sehingga batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar. Letak berkas pengangkut tersebar tidak teratur pada meristem dasar.
c)      Empulur
(1)   Empulur merupakan parenkim yang terdapat di tengah-tengah stele, juga terdapat di sekitar kelompok-kelompok ikatan pembuluh berbentuk jari-jari disebut jari-jari empulur.
(2)   Sel-sel jaringan empulur yang segaris dengan kambium fasiskuler berubah menjadi kambium.
(3)   Batang monokotil tidak memiliki jari-jari empulur.

c.      Struktur dan Fungsi Jaringan Penyusun Daun

Daun tersusun oleh berbagai macam jaringan sebagai berikut.
1)      Epidermis, dinding luarnya dilapisi kutikula yang berfungsi untuk mengurangi penguapan air. Letaknya pada permukaan atas maupun bawah daun. Terdapat stomata sebagai jalan keluar masuknya udara. Selain itu, terdapat sel penjaga sebagai pengatur dalam membuka dan menutupnya stomata.

2)      Parenkim (mesofil), berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Mesofil pada daun dikotil terdeferensiasi menjadi dua macam parenkim yaitu sebagai berikut.
a)      Parenkim palisade (jaringan tiang), terdiri dari sel-sel berbentuk silinder, tersusun rapat dan mengandung banyak kroloplas.
b)      Parenkim spons (jaringan bunga karang), tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur, tersusun renggang dan mengandung lebih sedikit kloroplas.
Mesofil pada daun monokotil letaknya pada cekungan di antara urat daun. Mesofil daun monokotil tidak berdiferensiasi, bentuknya seragam , kecuali mesofil pada sarung berkas pengangkut lebih besar, kroloplas sedikit, dan dindingnya lebih tebal.
3)      Jaringan pengangkut, terdapat pada bagian bawah daun dan disebut tulang-tulang daun pada tumbuhan dikotil. Letak jaringan pengangkut pada daun monokotil sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil diantaranya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »