Perpajakan (Pengertian, Unsur, Fungsi, Syarat-Syarat, Sistem Pemungutan, Asas Pemungutan, Macam-macam Pajak, Tarif Pajak, Hambatan dalam memungut pajak dan cara mengatasinya, cara pembayaran dan pelaporan pajak, perbedaan pajak dengan pungutan resmi selain pajak)

Perpajakan (Pengertian, Unsur, Fungsi, Syarat-Syarat, Sistem Pemungutan, Asas Pemungutan, Macam-macam Pajak, Tarif Pajak, Hambatan dalam memungut pajak dan cara mengatasinya, cara pembayaran dan pelaporan pajak, perbedaan pajak dengan pungutan resmi selain pajak).

 Perpajakan (Pengertian, Unsur, Fungsi, Syarat-Syarat, Sistem Pemungutan, Asas Pemungutan, Macam-macam Pajak, Tarif Pajak, Hambatan dalam memungut pajak dan cara mengatasinya, cara pembayaran dan pelaporan pajak, perbedaan pajak dengan pungutan resmi selain pajak).  Assalamuallaikum teman kali ini kita akan bahas materi ekonomi bab perpajakan. Perpajakan. Pengertian pajak. Unsur pajak. Fungsi Pajak. Sebutkan 4 fungsi pajak. Syarat-syarat pemungutan pajak. Sistem pemungutan pajak. Asas pemungutan pajak. Macam-macam pajak, macam-macam pajak berdasarkan sistem pemungutan, macam-macam pajak berdasarkan lembaga pemungutan, macam-macam pajak berdasarkan sifatnya. Tarif pajak, pengertian tarif pajak progresif, pengertian tarif pajak degresif, pengertian tarif pajak ptoporsional, pengertian tarif pajak tetap. Hambatan dalam pemungutan pajak dan cara mengatasinya. Cara pembayaran pajak dan pelaporan pajak. Perbedaan pajak dengan pungutan resmi selain pajak.   PENGERTIAN PAJAK  Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang tertuang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rayat.   Dalam pengertian tersebut ada beberapa komponen, yaitu:      Pajak bersifat memaksa untuk setiap warga negara     Berdasarkan undang-undang     Pajak adalah kontribusi wajib warga negara     Dengan membayar pajak, anda tidak akan mendapat imbalan langsung   UNSUR PAJAK  Berdasarkan pengertian pajak tersebut, setiap pajak terdiri dari beberapa unsur, yaitu :      Subjek pajak,  adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya pegawai, pengusaha, dan perusahaan.     Objek pajak, adalah sesuatu yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan seseorang yang melebihi jumlah tertentu, tanah, bangunan, laba perusahaan, kekayaan, dan mobil.     Tarif pajak, adalah ketentuan besar kecilnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.   FUNGSI PAJAK Fungsi Anggaran (Budgetair)  Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakanpembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperolehdari penerimaan pajak. Fungsi Mengatur (Regulerend)  Peerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagi alat untuk mencapai tujuan. Fungsi Stabilitas  Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, serta penggunaan pajak yang efektif dan efisien Fungsi Redistribusi Pendapatan  Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat   SYARAT-SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK      Syarat keadilan, maksudnya pajak dikenakan secara umum dan merat berdasarkan undang-undang dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Selain itu, diberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan pembayaran, dan dapat mengajukan banding kepada majelis pertimbangan pajak.     Syarat yuridis, pajak telah diatur dengan berbagai undang-undang. Hal itu memberikan jaminan hukum, baik bagi negara maupun bagi warganya.     Syarat ekonomi, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi dan perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.     Syarat finansial, biaya pemungutan pajak tidak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.     Syarat kesederhanaan, pemungutan pajak harus sederhana, maksudnya agar dapat dipahami oleh wajib pajak sehingga wajib pajak atau masyarakat mudah untuk mnghitung sendiri dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajibannya   SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK Official Assessment System  Sistem pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah sebagai beriktu.      Wajib pajak bersifat pasif     Wewenang untuk menentukan besarnya pajak etrutang ada pada fiskus     Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.  Self Assessment System  Sistem ini memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya :      Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi     Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak terutangnya.     Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri.  With Holding System  Sistem pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus maupun wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga yaitu pihak yang bukan fiskus maupun wajib pajak.   ASAS PEMUNGUTAN PAJAK  Asas pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga asas :      Asas sumber adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan sumber pendapatan tanpa melihat tempat tinggal. Wajib pajak menurut asas ini adalah bagi siapapun yang memperoleh penghasilan di Indonesia akan dikenakan pajak sekalipun tempat tinggalnya di luar negeri. Sebagai contoh, tenaga kerja asing yang bekerja Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.     Asas kebangsaan adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan kebangsaan wajib pajak. Sebagai contoh, setiap warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia harus membayar pajak.     Asas domisili adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan tempat tinggal wajib pajak. Menurut asas ini, wajib pajak yang bertempat tinggal di Indonesia akan dikenakan pajak atas segala penghasilannya, baik penghasilan yang didapat di Indonesia maupun penghasilan yang didapat di luar negeri.   MACAM-MACAM PAJAK Berdasarkan Sistem Pemungutan      Pajak langsung, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak perseroan, pajak atas bunga dan lain - lain.     Pajak tak langsung, meliputi pajak penjualan, pajak pertambahan nilai, bea meterai, bea lelang, dan lain-lain.  Berdasarkan Lembaga Pemungutan      Pajak pusat, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak ekspor, dan lain-lain.     Pajak daerah meliputi pajak kendaraan, pajak reklame, pajak radio, dan lain-lain  Berdasarkan Sifatnya      Pajak subjektif, yaitu dari pajak penghasilan     Pajak objektif meliputi pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah   TARIF PAJAK      Tarif pajak progresif, adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin meningkat mengikuti pertambahan jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.     Tarif pajak degresif, adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.     Tarif pajak proporsional, adalah tarif pemungutan dnegan persentase tetap, berapa pun jumlah pendapatan yang digunakan sebagai dasar pengenalan pajak.     Tarif pajak tetap, adalah tarif pemungutan pajak dengan besar yang sama untuk semua jumlah. Dengan demikian, besarnya pajak yang terutang tidak bergantung pada jumlah yang dikenakan pajak.   HAMBATAN DALAM PEMUNGUTAN PAJAK DAN CARA MENGATASINYA  Hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi :      Perlawanan pasif, adalah perlawanan yang inisiatifnya bukan dari wajib pajak itu sendiri tetapi terjadi karena keadaan yang ada di sekitar wajib pajak itu. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari struktur ekonomi, perkembangan moral dan intelektual penduduk, serta teknik pemungutan pajak itu sendiri.     Perlawanan aktif terhadap pajak, adalah perlawanan yang inisiatifnyaberasal dari wajib pajak itu sendiri. Hal ini merupakan usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak atau mengurangi kewajiban pajak yang seharusnya dibayar. Ada tiga cara perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu penghindaran pajak (tax avoidance), pengelakan pajak (tax evation), dan melalaikan pajak.     Lemahnya penegakan hukum (law enforcement) terhadap kepatuhan membayar pajak bagi penyelenggara negara.     Kurangnya atau tidak adanya kesadaran masyarakat     Kesulitan mendapat data   Untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas ada beberapalangkah yang harus dilakukan agar wajib pajak membayar pajaknya, yaitu :      Orientasi peningkatan sumber daya manusia aparatur. Orientasi adalah suatu kegiatan pemberian pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur di bidang perpajakan dan meningkatkan pengetahuan aparatur manajemen pendapatan pusat maupun daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah.     Sinkronisasi ketentuan antara pihak bank dan DJP sangat diperlukan agar terwujudnya kepatuhan masyarakat untuk membayar pajaknya     Penyuluhan wajib pajak. Penyuluhan terhadap wajib pajak pusat dan daerah adalah suatu kegiatan penyuluhan berbentuk sosialisasi pendapatan pusat dan daerah serta utnuk memberikan penjelasan atau pemahaman kepada masyarakat tentang arti pentingnya pendapatan pusat serta daerah bagi negara dan masyarakat     Evaluasi hasil sosialisasi pajak daerah. Evaluasi hasil sosialisasi pajak daerah adalah suatu kegiatan penilaian dan pengukuran sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaan pajak daerah yang dilakukan oleh dinas-dinas pemungut.Assalamuallaikum teman kali ini kita akan bahas materi ekonomi bab perpajakan. Perpajakan. Pengertian pajak. Unsur pajak. Fungsi Pajak. Sebutkan 4 fungsi pajak. Syarat-syarat pemungutan pajak. Sistem pemungutan pajak. Asas pemungutan pajak. Macam-macam pajak, macam-macam pajak berdasarkan sistem pemungutan, macam-macam pajak berdasarkan lembaga pemungutan, macam-macam pajak berdasarkan sifatnya. Tarif pajak, pengertian tarif pajak progresif, pengertian tarif pajak degresif, pengertian tarif pajak ptoporsional, pengertian tarif pajak tetap. Hambatan dalam pemungutan pajak dan cara mengatasinya. Cara pembayaran pajak dan pelaporan pajak. Perbedaan pajak dengan pungutan resmi selain pajak.


PENGERTIAN PAJAK

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang tertuang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rayat.

Dalam pengertian tersebut ada beberapa komponen, yaitu:
  • Pajak bersifat memaksa untuk setiap warga negara
  • Berdasarkan undang-undang
  • Pajak adalah kontribusi wajib warga negara
  • Dengan membayar pajak, anda tidak akan mendapat imbalan langsung

UNSUR PAJAK

Berdasarkan pengertian pajak tersebut, setiap pajak terdiri dari beberapa unsur, yaitu :
  1. Subjek pajak,  adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya pegawai, pengusaha, dan perusahaan.
  2. Objek pajak, adalah sesuatu yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan seseorang yang melebihi jumlah tertentu, tanah, bangunan, laba perusahaan, kekayaan, dan mobil.
  3. Tarif pajak, adalah ketentuan besar kecilnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.

FUNGSI PAJAK

Fungsi Anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakanpembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperolehdari penerimaan pajak.

Fungsi Mengatur (Regulerend)

Peerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagi alat untuk mencapai tujuan.

Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, serta penggunaan pajak yang efektif dan efisien

Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

SYARAT-SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK

  • Syarat keadilan, maksudnya pajak dikenakan secara umum dan merat berdasarkan undang-undang dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Selain itu, diberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan pembayaran, dan dapat mengajukan banding kepada majelis pertimbangan pajak.
  • Syarat yuridis, pajak telah diatur dengan berbagai undang-undang. Hal itu memberikan jaminan hukum, baik bagi negara maupun bagi warganya.
  • Syarat ekonomi, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi dan perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
  • Syarat finansial, biaya pemungutan pajak tidak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
  • Syarat kesederhanaan, pemungutan pajak harus sederhana, maksudnya agar dapat dipahami oleh wajib pajak sehingga wajib pajak atau masyarakat mudah untuk mnghitung sendiri dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajibannya
Baca juga : Pajak Yang di Terapkan di Indonesia

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah sebagai beriktu.
  1. Wajib pajak bersifat pasif
  2. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak etrutang ada pada fiskus
  3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Self Assessment System

Sistem ini memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya :
  1. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi
  2. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak terutangnya.
  3. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri.

With Holding System

Sistem pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus maupun wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga yaitu pihak yang bukan fiskus maupun wajib pajak.

ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

Asas pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga asas :
  1. Asas sumber adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan sumber pendapatan tanpa melihat tempat tinggal. Wajib pajak menurut asas ini adalah bagi siapapun yang memperoleh penghasilan di Indonesia akan dikenakan pajak sekalipun tempat tinggalnya di luar negeri. Sebagai contoh, tenaga kerja asing yang bekerja Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.
  2. Asas kebangsaan adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan kebangsaan wajib pajak. Sebagai contoh, setiap warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia harus membayar pajak.
  3. Asas domisili adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan tempat tinggal wajib pajak. Menurut asas ini, wajib pajak yang bertempat tinggal di Indonesia akan dikenakan pajak atas segala penghasilannya, baik penghasilan yang didapat di Indonesia maupun penghasilan yang didapat di luar negeri.

MACAM-MACAM PAJAK

Berdasarkan Sistem Pemungutan

  • Pajak langsung, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak perseroan, pajak atas bunga dan lain - lain.
  • Pajak tak langsung, meliputi pajak penjualan, pajak pertambahan nilai, bea meterai, bea lelang, dan lain-lain.

Berdasarkan Lembaga Pemungutan

  • Pajak pusat, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak ekspor, dan lain-lain.
  • Pajak daerah meliputi pajak kendaraan, pajak reklame, pajak radio, dan lain-lain

Berdasarkan Sifatnya

  • Pajak subjektif, yaitu dari pajak penghasilan
  • Pajak objektif meliputi pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah

TARIF PAJAK

  1. Tarif pajak progresif, adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin meningkat mengikuti pertambahan jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.
  2. Tarif pajak degresif, adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.
  3. Tarif pajak proporsional, adalah tarif pemungutan dnegan persentase tetap, berapa pun jumlah pendapatan yang digunakan sebagai dasar pengenalan pajak.
  4. Tarif pajak tetap, adalah tarif pemungutan pajak dengan besar yang sama untuk semua jumlah. Dengan demikian, besarnya pajak yang terutang tidak bergantung pada jumlah yang dikenakan pajak.

HAMBATAN DALAM PEMUNGUTAN PAJAK DAN CARA MENGATASINYA

Hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi :
  1. Perlawanan pasif, adalah perlawanan yang inisiatifnya bukan dari wajib pajak itu sendiri tetapi terjadi karena keadaan yang ada di sekitar wajib pajak itu. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari struktur ekonomi, perkembangan moral dan intelektual penduduk, serta teknik pemungutan pajak itu sendiri.
  2. Perlawanan aktif terhadap pajak, adalah perlawanan yang inisiatifnyaberasal dari wajib pajak itu sendiri. Hal ini merupakan usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak atau mengurangi kewajiban pajak yang seharusnya dibayar. Ada tiga cara perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu penghindaran pajak (tax avoidance), pengelakan pajak (tax evation), dan melalaikan pajak.
  3. Lemahnya penegakan hukum (law enforcement) terhadap kepatuhan membayar pajak bagi penyelenggara negara.
  4. Kurangnya atau tidak adanya kesadaran masyarakat
  5. Kesulitan mendapat data
 Untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas ada beberapalangkah yang harus dilakukan agar wajib pajak membayar pajaknya, yaitu :
  1. Orientasi peningkatan sumber daya manusia aparatur. Orientasi adalah suatu kegiatan pemberian pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur di bidang perpajakan dan meningkatkan pengetahuan aparatur manajemen pendapatan pusat maupun daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah.
  2. Sinkronisasi ketentuan antara pihak bank dan DJP sangat diperlukan agar terwujudnya kepatuhan masyarakat untuk membayar pajaknya
  3. Penyuluhan wajib pajak. Penyuluhan terhadap wajib pajak pusat dan daerah adalah suatu kegiatan penyuluhan berbentuk sosialisasi pendapatan pusat dan daerah serta utnuk memberikan penjelasan atau pemahaman kepada masyarakat tentang arti pentingnya pendapatan pusat serta daerah bagi negara dan masyarakat
  4. Evaluasi hasil sosialisasi pajak daerah. Evaluasi hasil sosialisasi pajak daerah adalah suatu kegiatan penilaian dan pengukuran sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaan pajak daerah yang dilakukan oleh dinas-dinas pemungut.

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita.

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita. Assalamuallaikum teman kali ini kita akan bahas materi ekonomi tentang metode penghitungan pendapatan nasional, pendapatan per kapita, cara menghitung pendapatan nasional, pendapatan nasional dari pendekatan produksi (product approach), rumus atau persamaan penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi, pendapatan nasional dari pendekatan pendapatan (income approach) rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dari pendekatan pengeluaran (expenditure approach), rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan pengeluaran, pengertian pendapatan per kapita, hubungan pendapatan nasional jumlah penduduk dan pendapatan per kapita, perbandingan pendapatan per kapita indonesia dengan negara lain, usaha meningkatkan pendapatan nasional. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem penghitungan pendapatan nasional yang disebut national income accounting system atau sistem penghitungan pendapatan nasional. Bagaimana caranya menghitung pendpatan nasional? Pendekatan apa saja yang digunakan? Komponen-komponen apa saja yang terlibat dalam penghitungan pendapatan nasional? Pendapatan nasional dapat dihitung sesuai data yang terkumpul dari fakta yang ada di masyarakat. Penghitungan pendapatan nasional harus dilakukan secara cermat dan akurat karena sangat penting artinya bagi masyarakat. Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. 1. Pendekatan Nasional dari Pendekatan Produksi (Product Approach) Pendapatan nasional menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai tambah (value added) semua barang dan jasa selama 1 tahun. Barang dan jasa yang dimaksud adalah barang terakhir (final goods) atau barang jadi (finished goods), artinya barang yang langsung dapat diterima konsumen. Sebelumpenghitungan pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi terlebih dahulu perlu diketahui suatu contoh sederhana untuk menghitung nilai tambah. Contoh sederhana penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) sebagai berikut. "Sebuah baju sebelum diproduksi tentu harus dicari bahan bakunya dahulu, yaitu kapas kemudian memproduksi benang dan kain. Apablia penghitungan nilai produk didasarkan pada nilai akhir dari baju, kain, benang dan kapas, maka akan terjadi penghitungan ganda atau double counting karena nilai akhir baju sudah mengandung sebagian nilai akhir kain dan nilai akhir kain juga mengandung sebagian nilai akhir benang." Maka dapat dituliskan rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi yaitu : NI = n sigma i=1 V A Keterangan : NI : national income (pendapatan nasional) VA : value added (nilai tambah) n : jumlah sektor dlam industri 2. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Ditinjau dari pendekatan, penghitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data pendapatan yang diterima oleh rumah tangga keluarga atau dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu masyarakat selama 1 tahun. Pendapatan ini berupa sewa, upah dan gaji, bunga, serta laba usaha BACA JUGA : Pendapatan Nasional (Pengertian, Manfaat, Komponen-Komponen Pendapatan Nasional) Lengkap Materi Ekonomi Bab Pendapatan Nasional Rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendeketan pendapatan. Y = r + w + i + p Keterangan : Y : yearly income (pendapatan nasional) r : rent (sewa), yaitu balas jasa atas faktor produksi tanah w : wages (upah), yaitu balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja i : interest (bunga), yaitu balas jasa atas faktor produksi modal p : profit (laba), yaitu balas jasa atas faktor produksi skill 3. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Ditinjau dari pendekatan pengeluaran, penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam perekonomian sektor konsumen, perusahaan (investasi), pemerintah, dan sektor perdagangan luar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran/belanja masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun. Empat sektor rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang diunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah sebagai berikut: a. rumah tangga konsumen Pada sektor rumah tangga ini, pengeluaran yang dilakukan berupa pembelian barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang biasa disebut dengan konsumsi (C) b. rumah tangga produsen atau perusahaan Pwngwuaran pada rumah tangga ini, dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa lebih lanjut atau yang disebut dengan investasi (i) c. rumah tangga pemerintah Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok yang disbut dengan goverment expenditure (G) d. rumah tangga luar negeri atau ekspor bersih (X - M) Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional. Rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan pengeluaran. Y = C + I + G + (X - M) Keterangan : Y : pendapatan nasional C : pengeluaran konsumsi I : investasi G : pengeluaran pemerintah X : ekspor M : impor PENDAPATAN PER KAPITA Pengertian Pendapatan per Kapita Pendapatan per kapita adalah jumlah (nilai) barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau standar hidup suatu negara dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita menunjukkan pula apakah pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah telah berhasil, berapa besar keberhasilan tersebut, dan akibat apa yang timbul oleh peningkatan terssebut Hubungan Pendapatan Nasional, Jumah Penduduk dan Pendapatan per Kapita Telah kita ketahui bersama bahwa pendapatan per kapita merupakan salah satu komponen penting dalam penentuan tingkat kemakmuran masyarakat suatu bangsa, dan sekarang tentunya telah paham bahwa pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional suatu negara pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut. Akan tetapi, seperti yang telah kita bahas sebelumnya pendapatan nasional dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Definisi manakah yang mau dipakai bergantung dari negara masing-masing. Penghitungan pendapatan per kapita oleh egara-negara di dunia pada umumnya ada dua macam, yaitu a. Dilihat dari komponen produk domestik bruto (PDB) PDB per kapita = PDB tahun n / Jumlah penduduk tahun n b. Dilihat dari kompnen produk nasional bruto (PNB) PNB per kapita = PNB tahun n / Jumlah penduduk tahun n Kesimpulan bahwa berdasarkan rumus perhitungannya, maka pendapatan nasional (PDB) dan jumlah penduduk merupakan dua hal yang saling memengaruhi pendapatan per kapita. Naik turunnya PDB atau jumlah penduduk akan megakibatkan naik turunnya pendapatan per kapita sehingga kita tidak bisa mengandalkan komponen pendapatan nasonal semata untuk bisa mengetahui kesejahteraan rata-rata penduduk suatu negara. Meskipun pertambahan pendapatan nasional besar tetapi pertambahan penduduknya juga besar, maka pendapatan per kapitanya tetap kecil. Oleh karena itu, agar pendapatan per kapita besar maka kita harus mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Perbandingan Pendapatan per Kapita Indonesia dengan Negara Lain Bank dunia telah mengelompokkan seluruh negara di dunia ke dalam empat kelompok berdasarkan tingkat pendapatan per kapita, yaitu sebagai berikut : (Juli 2013) Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PDB per kapita sekitar US$1.035 atau kurang. Kelompok negara yang berpendapatan menengah bawa (lower - middle income economies) yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$1.036 - US$4.085. Kelompok negara yang berpendapatan menengah atas (upper-middle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US$4.086 - US$12.615. Kelompok negara yang berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$12.611 ke atas. Pada kelompok negara-negara ASEAN, ternyata Indonesia (US$3.660) memiliki tingkat pendapatan per kapita menengah jika dibandingkan dengan mayoritas dari delapan negara anggota ASEAN lain. Kita hanya, mampu unggul atas negara Myanmar (US$849), Vietnam (US$1.523), dan Filipina (US$2.462) sampai tahun 2012, meskipun pada era tahun 1995-1996 kita pernah menempati peringkat yang tinggi di kawasan ASEAN, setelah itu masuk dalam kategori kelompok negara manakah Indonesia ? Berdasarkan kriteria di atas, Indonesia masuk dalam kategori kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income). Usaha Menigkatkan Pendapatan Nasional Setelah kita memahami tentang manfaat dan tujuan mempelajari pendapatan nasional, maka tentunya kita memiliki gambaran bagaimana kiat atau usaha yang sesuai untuk meningkatkan pendapatan nasional. Untuk itu, ada beberapa cara yang dianggap cocok antara lain : Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi bagi para pemilik modal baik lewat PMDN maupun lewat PMA. Memberikan kesempatan kepada, perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa mengembangkan usahanya terciptanya kemajuan ekonomi. Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sektor ekonomi tanpa harus meninggalkan aspek-aspek kepribadian bangsa Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecildan rumah tangga sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri menengah dan industri besar.Assalamuallaikum teman kali ini kita akan bahas materi ekonomi tentang metode penghitungan pendapatan nasional, pendapatan per kapita, cara menghitung pendapatan nasional, pendapatan nasional dari pendekatan produksi (product approach), rumus atau persamaan penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi, pendapatan nasional dari pendekatan pendapatan (income approach) rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dari pendekatan pengeluaran (expenditure approach), rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan pengeluaran, pengertian pendapatan per kapita, hubungan pendapatan nasional jumlah penduduk dan pendapatan per kapita, perbandingan pendapatan per kapita indonesia dengan negara lain, usaha meningkatkan pendapatan nasional.

METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem penghitungan pendapatan nasional yang disebut national income accounting system atau sistem penghitungan pendapatan nasional. Bagaimana caranya menghitung pendpatan nasional? Pendekatan apa saja yang digunakan? Komponen-komponen apa saja yang terlibat dalam penghitungan pendapatan nasional? Pendapatan nasional dapat dihitung sesuai data yang terkumpul dari fakta yang ada di masyarakat. Penghitungan pendapatan nasional harus dilakukan secara cermat dan akurat karena sangat penting artinya bagi masyarakat.

Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.

1.  Pendekatan Nasional dari Pendekatan Produksi (Product Approach)

Pendapatan nasional menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai tambah (value added) semua barang dan jasa selama 1 tahun. Barang dan jasa yang dimaksud adalah barang terakhir (final goods) atau barang jadi (finished goods), artinya barang yang langsung dapat diterima konsumen.

Sebelumpenghitungan pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi terlebih dahulu perlu diketahui suatu contoh sederhana untuk menghitung nilai tambah. Contoh sederhana penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) sebagai berikut.

"Sebuah baju sebelum diproduksi tentu harus dicari bahan bakunya dahulu, yaitu kapas kemudian memproduksi benang dan kain. Apablia penghitungan nilai produk didasarkan pada nilai akhir dari baju, kain, benang dan kapas, maka akan terjadi penghitungan ganda atau double counting karena nilai akhir baju sudah mengandung sebagian nilai akhir kain dan nilai akhir kain juga mengandung sebagian nilai akhir benang."

Maka dapat dituliskan rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi yaitu :
NI = n sigma i=1  V A

Keterangan :
NI  : national income (pendapatan nasional)
VA : value added (nilai tambah)
n    : jumlah sektor dlam industri

2. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Ditinjau dari pendekatan, penghitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data pendapatan yang diterima oleh rumah tangga keluarga atau dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu masyarakat selama 1 tahun. Pendapatan ini berupa sewa, upah dan gaji, bunga, serta laba usaha

BACA JUGA : Pendapatan Nasional (Pengertian, Manfaat, Komponen-Komponen Pendapatan Nasional) Lengkap Materi Ekonomi Bab Pendapatan Nasional

Rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendeketan pendapatan.
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y  : yearly income (pendapatan nasional)
r    : rent (sewa), yaitu balas jasa atas faktor produksi tanah
w  : wages (upah), yaitu balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja
i    : interest (bunga), yaitu balas jasa atas faktor produksi modal
p   : profit (laba), yaitu balas jasa atas faktor produksi skill

3. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Ditinjau dari pendekatan pengeluaran, penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam perekonomian sektor konsumen, perusahaan (investasi), pemerintah, dan sektor perdagangan luar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran/belanja masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun. Empat sektor rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang diunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah sebagai berikut:

a. rumah tangga konsumen

Pada sektor rumah tangga ini, pengeluaran yang dilakukan berupa pembelian barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang biasa disebut dengan konsumsi (C)

b. rumah tangga produsen atau perusahaan

Pwngwuaran pada rumah tangga ini, dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa lebih lanjut atau yang disebut dengan investasi (i)

c. rumah tangga pemerintah

Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok yang disbut dengan goverment expenditure (G)

d. rumah tangga luar negeri atau ekspor bersih (X - M)

Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional.

Rumus atau persamaan untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan pengeluaran.
Y = C + I + G + (X - M)
Keterangan :
Y  : pendapatan nasional
C  : pengeluaran konsumsi
I   : investasi
G  : pengeluaran pemerintah
X  : ekspor
M  : impor

PENDAPATAN PER KAPITA

Pengertian Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita adalah jumlah (nilai) barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau standar hidup suatu negara dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita menunjukkan pula apakah pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah telah berhasil, berapa besar keberhasilan tersebut, dan akibat apa yang timbul oleh peningkatan terssebut

Hubungan Pendapatan Nasional, Jumah Penduduk dan Pendapatan per Kapita

Telah kita ketahui bersama bahwa pendapatan per kapita merupakan salah satu komponen penting dalam penentuan tingkat kemakmuran masyarakat suatu bangsa, dan sekarang tentunya telah paham bahwa pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional suatu negara pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut. Akan tetapi, seperti yang telah kita bahas sebelumnya pendapatan nasional dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Definisi manakah yang mau dipakai bergantung dari negara masing-masing.

Penghitungan pendapatan per kapita oleh egara-negara di dunia pada umumnya ada dua macam, yaitu
a. Dilihat dari komponen produk domestik bruto (PDB)
PDB per kapita = PDB tahun n / Jumlah penduduk tahun n
b. Dilihat dari kompnen produk nasional bruto (PNB)
PNB per kapita = PNB tahun n / Jumlah penduduk tahun n

Kesimpulan bahwa berdasarkan rumus perhitungannya, maka pendapatan nasional (PDB) dan jumlah penduduk merupakan dua hal yang saling memengaruhi pendapatan per kapita. Naik turunnya PDB atau jumlah penduduk akan megakibatkan naik turunnya pendapatan per kapita sehingga kita tidak bisa mengandalkan komponen pendapatan nasonal semata untuk bisa mengetahui kesejahteraan rata-rata penduduk suatu negara. Meskipun pertambahan pendapatan nasional besar tetapi pertambahan penduduknya juga besar, maka pendapatan per kapitanya tetap kecil. Oleh karena itu, agar pendapatan per kapita besar maka kita harus mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk

Perbandingan Pendapatan per Kapita Indonesia dengan Negara Lain

Bank dunia telah mengelompokkan seluruh negara di dunia ke dalam empat kelompok berdasarkan tingkat pendapatan per kapita, yaitu sebagai berikut : (Juli 2013)
  • Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PDB per kapita sekitar US$1.035 atau kurang.
  • Kelompok negara yang berpendapatan menengah bawa (lower - middle income economies) yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$1.036 - US$4.085.
  • Kelompok negara yang berpendapatan menengah atas (upper-middle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US$4.086 - US$12.615.
  • Kelompok negara yang berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US$12.611 ke atas.
Pada kelompok negara-negara ASEAN, ternyata Indonesia (US$3.660) memiliki tingkat pendapatan per kapita menengah jika dibandingkan dengan mayoritas dari delapan negara anggota ASEAN lain. Kita hanya, mampu unggul atas negara Myanmar (US$849), Vietnam (US$1.523), dan Filipina (US$2.462) sampai tahun 2012, meskipun pada era tahun 1995-1996 kita pernah menempati peringkat yang tinggi di kawasan ASEAN, setelah itu masuk dalam kategori kelompok negara manakah Indonesia ? Berdasarkan kriteria di atas, Indonesia masuk dalam kategori kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income).

Usaha Menigkatkan Pendapatan Nasional

Setelah kita memahami tentang manfaat dan tujuan mempelajari pendapatan nasional, maka tentunya kita memiliki gambaran bagaimana kiat atau usaha yang sesuai untuk meningkatkan pendapatan nasional. Untuk itu, ada beberapa cara yang dianggap cocok antara lain :
  1. Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi bagi para pemilik modal baik lewat PMDN maupun lewat PMA.
  2. Memberikan kesempatan kepada, perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa mengembangkan usahanya terciptanya kemajuan ekonomi.
  3. Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sektor ekonomi tanpa harus meninggalkan aspek-aspek kepribadian bangsa
  4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan
  5. Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecildan rumah tangga sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri menengah dan industri besar.

Pendapatan Nasional (Pengertian, Manfaat, Komponen-Komponen Pendapatan Nasional) Lengkap Materi Ekonomi Bab Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional (Pengertian, Manfaat, Komponen-Komponen Pendapatan Nasional) Lengkap Materi Ekonomi Bab Pendapatan Nasional.

Assalamuallaikum teman, kali ini kita akan bahas tentang materi ekonomi bab pendapatan nasional, pengertian pendapatan nasional, manfaat penghitungan pendapatan nasional, komponen-komponen pendapatan nasional, produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP), produk nasional bruto (PNB) atau gross national product (GNP), rumus mencari PNB atau GNP, produk nasional neto (PNN) atau net national product (NNP), rumus mencari PNN atau NNP, pendapatan nasional bersih (PNB) atau net national income (NNI), rumus mencari NNI atau pendapatan nasional bersih, pendapatan perorangan atau personal income (PI), rumus mencari PI atau pendapatan perorangan, pendapatan perseorangan siap konsumsi, rumus mencari pendapatan perseorang siap konsumsi.
Pendapatan Nasional (Pengertian, Manfaat, Komponen-Komponen Pendapatan Nasional) Lengkap Materi Ekonomi Bab Pendapatan Nasional. Assalamuallaikum teman, kali ini kita akan bahas tentang materi ekonomi bab pendapatan nasional, pengertian pendapatan nasional, manfaat penghitungan pendapatan nasional, komponen-komponen pendapatan nasional, produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP), produk nasional bruto (PNB) atau gross national product (GNP), rumus mencari PNB atau GNP, produk nasional neto (PNN) atau net national product (NNP), rumus mencari PNN atau NNP, pendapatan nasional bersih (PNB) atau net national income (NNI), rumus mencari NNI atau pendapatan nasional bersih, pendapatan perorangan atau personal income (PI), rumus mencari PI atau pendapatan perorangan, pendapatan perseorangan siap konsumsi, rumus mencari pendapatan perseorang siap konsumsi. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL Masyarakat pelaku kegiatan ekonomi akan terus berusaha memperoleh pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan sehingga menjadikan masyarakat makmur. Jika seluruh pendpaatan atau pengeluaran yang dilakukan pelaku ekonomi di dalam suatu negara dijumlahkan, akan terbentuk pendapatan nasional. Besarnya pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan oleh para pelaku ekonominya. Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara. Pendapatan nasional dapat didefiniskan sebaai berikut : Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan. Jumah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam satu periode tertentu. MANFAAT PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Dalam menentukan pendapatan nasional suatu negara, penghitungannya relatif sulit dikatakan tepat atau akurat karena sangat dipengaruhi oleh data statistik yang dikumpukan setiap tahunnya. Walaupun tidak bisa tepat dalam perhitungannya, namun tetap sebagai salah satu tolak ukur untuk menunjukkan keberhasilan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional bertujuan mendapatkan taksiran yang akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama 1 tahun. Manfaat-manfaat dilakukannya penghitungan pendapatan nasional antara lain sebagai berikut. A. Mengeahui dan Menelaah Susunan atau Struktur Perekonomian Dari hasil penghitungan pendapatan nasional, suatu negara dapat digolongkan sebagai negara pertanian, industri atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya sektor-sektor industri, pertanian, jasa, pertambangan dan lain-lain. Termasuk negara apakah Idonesia, agraris atau maritim, atau bahkan jasa atau industri? sektor apakah yang memberi kontribusi terbesar dalam PDB Indonesia? B. Membandingkan Kemajuan Perekonomian dari Waktu ke Waktu Data tentang pendapatan nasional biasanya dibuat setiap tahun sehingga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dari tahun ke tahun. Dengan membandingkan GDP/GNP suatu tahun dengan tahun sebelumnya dapat kita peroleh tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. C. Membandingkan Perekonomian Antarnegara/Antardaerah Data penghitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain, serta antara daerah/provinsi dan daerah/provinsi lain. Perbandingan ini berguna untuk menilai seberapa jauh ketertinggalan atau kemajuan suatu negara dibandingkan dengan negara ain atau suatu daerah dengan daerah lain. D. Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai efektivitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Sebagai contoh, untuk menilai pengaruh kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap pengeluaran masyarakat suatu negara. Kecenderungantren perkembangan pendpatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan merencakanan program untuk menanggulangi masalah tersebut. E. Merumuskan Kebijakan Pemerintah Penghitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah. KOMPONEN-KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) Produk domestik bruto adalah nilai seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan ole unit-unit produksi di suatu negara selama 1 tahun, baik oleh perusahaan nasionalmaupun perusahaan asing yang berada di negara tersebut. Dengan demikian, pendapatan yang diperoleh dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara yang berada di luar negeri tidak turut diperhitungkan. Akan tetapi, penerimaan produksi dari warga negara asing yang berada di negara tersebut justru ikut diperhitungkan. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) Produk nasional bruto dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara tersebut baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri. Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung dalam produk nasional bruto sehingga pendapatan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dimasukkan ke dalam penghitungan produk nasional bruto Indonesia. Dengan demikian cara menghitung nilai nya : PNB = PDB + PFPN Keterangan : PDB : Produk Domestik Bruto PNB : Produk nasional bruto PFPN : Pendapatan neto atas faktor produksi dari luar negeri Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) Pendapatan nasional yang belum memperhitungkan unsur depresiasi disebut produk nasional bruto (PNB). Untuk memperoleh produk nasional neto (PNN) atau net national product (NNP), nilai depresiasi tadi harus dikurangkan dari produk nasional bruto. Angka-angka dalam produk nasional di atas disebut bruto karena di dalamnya masih mencakup biaya produksi yang belum dipotong yaitu penyusutan. Dalam setiap harga pasar, suatu barang mengandung nilai depresiasi (penyusutan). Cara menghitung nya : PNN = PNB - Depresiasi Keterangan : PNN : Produk nasional bruto PNB : Produk nasional bruto Pendapatan Nasional Bersih (PNB) atau Net National Income (NNI) Pendapatan nasional bersih (PNB) atau net national income (NNI) dapat dilihat dari dua sisi. Dari sisi pendapatan, pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Dari sisi produksi, sejumlah nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Untuk mengetahui besarnya NNI yaitu NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Pajak tidak langsung harus dikurangkan karena tidak mencerminkan balas dan jasa atas faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada pemerintah. Adapun subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga ppuk, BBM, atau beras. NNI = NNP - pajak tidak langsung Keterangan : NNI : pendapatan nasional bruto NNP : produk nasional bruto Pendapatan Perorangan atau Personal Income (PI) Pendapatan perorangan adalah seluruh pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat. Jenis pendapatan yang tidak termasuk dalam pendapatan nasional merupakan pendapatan pribadi. PI = NNI - (laba ditahan + iuran jaminan sosial + asuransi) + transfer payment Keterangan : Laba ditahan adalah keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditujukan untuk cadangan perluasan perusahaan, menjaga agar modal pokok besarnya tetap, cadangan untuk membayar utang-utang Iuran jaminan sosial aau social security dari perusahaan, misalnya tunjangan pendidikan, tunjangan kesehatan, dan lain-lain. Transfer payment (Tr) atau pembayaran pindahan adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi melainkan hanya pemindahan pendapatan, contohnya pembayaran uang pensiunan kepaa veteran atau pemberian uang saku dari orang tua kepada anaknya. Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi Pendapatan perseorang siap konsumsi (personal income disposable) adalah pendapatan perseorangan yang dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung. Besarnya pendapatan perseorangan siap konsumsi adalah pendapatan perseorangan dikurangi pajak penghasilan. Pendapatan perseorangan siap konsumsi = pendapatan perseorangan - pajak penghasilan Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendpatan, nilai yang tersisa disebut pendapatan disposibel. Dengan demikian pada hakikatnya pendapatan disposibel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian untuk membeli barang-barang dan jasa yang mereka inginkan.

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Masyarakat pelaku kegiatan ekonomi akan terus berusaha memperoleh pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan sehingga menjadikan masyarakat makmur. Jika seluruh pendpaatan atau pengeluaran yang dilakukan pelaku ekonomi di dalam suatu negara dijumlahkan, akan terbentuk pendapatan nasional. Besarnya pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan oleh para pelaku ekonominya.

Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara. Pendapatan nasional dapat didefiniskan sebaai berikut :
  • Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan.
  • Jumah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
  • Nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam satu periode tertentu.

Baca juga : Metode Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita Lengkap Materi Ekonomi

MANFAAT PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Dalam menentukan pendapatan nasional suatu negara, penghitungannya relatif sulit dikatakan tepat atau akurat karena sangat dipengaruhi oleh data statistik yang dikumpukan setiap tahunnya. Walaupun tidak bisa tepat dalam perhitungannya, namun tetap sebagai salah satu tolak ukur untuk menunjukkan keberhasilan ekonomi suatu negara.

Perhitungan pendapatan nasional bertujuan mendapatkan taksiran yang akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama 1 tahun. Manfaat-manfaat dilakukannya penghitungan pendapatan nasional antara lain sebagai berikut.

A. Mengeahui dan Menelaah Susunan atau Struktur Perekonomian

Dari hasil penghitungan pendapatan nasional, suatu negara dapat digolongkan sebagai negara pertanian, industri atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya sektor-sektor industri, pertanian, jasa, pertambangan dan lain-lain. Termasuk negara apakah Idonesia, agraris atau maritim, atau bahkan jasa atau industri? sektor apakah yang memberi kontribusi terbesar dalam PDB Indonesia?

B. Membandingkan Kemajuan Perekonomian dari Waktu ke Waktu

Data tentang pendapatan nasional biasanya dibuat setiap tahun sehingga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dari tahun ke tahun. Dengan membandingkan GDP/GNP suatu tahun dengan tahun sebelumnya dapat kita peroleh tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

C. Membandingkan Perekonomian Antarnegara/Antardaerah

Data penghitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain, serta antara daerah/provinsi dan daerah/provinsi lain. Perbandingan ini berguna untuk menilai seberapa jauh ketertinggalan atau kemajuan suatu negara dibandingkan dengan negara ain atau suatu daerah dengan daerah lain.

D. Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah

Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai efektivitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Sebagai contoh, untuk menilai pengaruh kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap pengeluaran masyarakat suatu negara. Kecenderungantren perkembangan pendpatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan merencakanan program untuk menanggulangi masalah tersebut.

E. Merumuskan Kebijakan Pemerintah

Penghitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

KOMPONEN-KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
          Produk domestik bruto adalah nilai seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan ole unit-unit produksi di suatu negara selama 1 tahun, baik oleh perusahaan nasionalmaupun perusahaan asing yang berada di negara tersebut. Dengan demikian, pendapatan yang diperoleh dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara yang berada di luar negeri tidak turut diperhitungkan. Akan tetapi, penerimaan produksi dari warga negara asing yang berada di negara tersebut justru ikut diperhitungkan.

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
           Produk nasional bruto dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara tersebut baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri. Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung dalam produk nasional bruto sehingga pendapatan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dimasukkan ke dalam penghitungan produk nasional bruto Indonesia. Dengan demikian cara menghitung nilai nya :
PNB = PDB + PFPN
Keterangan :
PDB   : Produk Domestik Bruto
PNB   : Produk nasional bruto
PFPN : Pendapatan neto atas faktor produksi dari luar negeri

Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)
           Pendapatan nasional yang belum memperhitungkan unsur depresiasi disebut produk nasional bruto (PNB). Untuk memperoleh produk nasional neto (PNN) atau  net national product (NNP), nilai depresiasi tadi harus dikurangkan dari produk nasional bruto. Angka-angka dalam produk nasional di atas disebut bruto karena di dalamnya masih mencakup biaya produksi yang belum dipotong yaitu penyusutan. Dalam setiap harga pasar, suatu barang mengandung nilai depresiasi (penyusutan). Cara menghitung nya :
PNN = PNB - Depresiasi
Keterangan :
PNN          : Produk nasional bruto
PNB          : Produk nasional bruto

Pendapatan Nasional Bersih (PNB) atau Net National Income (NNI)
          Pendapatan nasional bersih (PNB) atau net national income (NNI) dapat dilihat dari dua sisi.
  1. Dari sisi pendapatan, pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
  2. Dari sisi produksi, sejumlah nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara.
Untuk mengetahui besarnya NNI yaitu NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Pajak tidak langsung harus dikurangkan karena tidak mencerminkan balas dan jasa atas faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada pemerintah. Adapun subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga ppuk, BBM, atau beras.
NNI = NNP - pajak tidak langsung
Keterangan :
NNI  : pendapatan nasional bruto
NNP : produk nasional bruto

Pendapatan Perorangan atau Personal Income (PI)
          Pendapatan perorangan adalah seluruh pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat. Jenis pendapatan yang tidak termasuk dalam pendapatan nasional merupakan pendapatan pribadi.
PI = NNI - (laba ditahan + iuran jaminan sosial + asuransi) + transfer payment
Keterangan :
  • Laba ditahan adalah keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditujukan untuk cadangan perluasan perusahaan, menjaga agar modal pokok besarnya tetap, cadangan untuk membayar utang-utang
  • Iuran jaminan sosial aau social security dari perusahaan, misalnya tunjangan pendidikan, tunjangan kesehatan, dan lain-lain.
  • Transfer payment (Tr) atau pembayaran pindahan adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi melainkan hanya pemindahan pendapatan, contohnya pembayaran uang pensiunan kepaa veteran atau pemberian uang saku dari orang tua kepada anaknya.

Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi
           Pendapatan perseorang siap konsumsi (personal income disposable) adalah pendapatan perseorangan yang dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung. Besarnya pendapatan perseorangan siap konsumsi adalah pendapatan perseorangan dikurangi pajak penghasilan.
Pendapatan perseorangan siap konsumsi = pendapatan perseorangan - pajak penghasilan
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendpatan, nilai yang tersisa disebut pendapatan disposibel. Dengan demikian pada hakikatnya pendapatan disposibel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian untuk membeli barang-barang dan jasa yang mereka inginkan.

Permasalahan Pengangguran di Indonesia (Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, Jenis-Jenis Pengangguran)

Permasalahan Pengangguran di Indonesia (Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, Jenis-Jenis Pengangguran).

Assalamuallaikum teman mari kita bahas ekonomi bab tentang pengangguran, permasalahan pengangguran di indonesia, penyebab pengangguran, jenis-jenis pengangguran, jenis pengangguran menurut lama waktu kerja, jenis pengangguran menurut faktor penyebabnya, dampak pengangguran, dampak pengangguran terhadap perekonomian, dampak sosial dari pengangguran, dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya, cara mengatasi pengangguran, cara mengatasi pengangguran struktural, cara mengatasi pengangguran friksional, cara mengatasi pengangguran musiman, cara mengatasi pengangguran siklikal, cara mengatasi pengangguran konjungtural, cara mengatasi pengangguran deflasioner, cara mengatasi pengangguran teknologi.

 Permasalahan Pengangguran di Indonesia (Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, Jenis-Jenis Pengangguran).  Assalamuallaikum teman mari kita bahas ekonomi bab tentang pengangguran, permasalahan pengangguran di indonesia, penyebab pengangguran, jenis-jenis pengangguran, jenis pengangguran menurut lama waktu kerja, jenis pengangguran menurut faktor penyebabnya, dampak pengangguran, dampak pengangguran terhadap perekonomian, dampak sosial dari pengangguran, dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya, cara mengatasi pengangguran, cara mengatasi pengangguran struktural, cara mengatasi pengangguran friksional, cara mengatasi pengangguran musiman, cara mengatasi pengangguran siklikal, cara mengatasi pengangguran konjungtural, cara mengatasi pengangguran deflasioner, cara mengatasi pengangguran teknologi.   PENGERTIAN PENGANGGURAN  Menurut sakernas (survei keadaan angkatan kerja nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut :      Mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.     Mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan disebut dengan penganggur putus asa.     Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru.     Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja.   PENYEBAB PENGANGGURAN DI INDONESIA      Pendidikan dan keteramplan yang rendah     Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dnegan cara melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi.     Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan negara     Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim     Teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia     Penduduk relatif banyak, sedangkan kesempatan kerja atau lapangan kerja relatif rendah.   JENIS-JENIS PENGANGGURAN Jenis pengangguran menurut lama waktu kerja  Berdasarkan lama waktu kerja, pengangguran dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran terselubung.      Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah situasi di mana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.     Setengah menganggur (under employment) adalah situasi di mana orang bekerja, tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja dan penghasilan yang diperoleh. Sebagai contoh, orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance) di mana dia tidak ada kepastian mengerjakan pekerjaan paa waktu tertentu.     Pengangguran terselubung (disguised unemployment) terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Kondisi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya. Pengangguran terselubung juga dapat terjadi karena terlalu banyak nya tenaga kerja yang dipakai untuk mengerjakan suatu pekerjaan melebihi optimalnya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memperkerjakan 10 karyawan untuk menangani pemasaran. Padahl hanya dengan memperkerjakan 7 karyawan, tugas tersebut dapat ditangani dengan baik. Pada contoh ini, berarti ada 3 karyawan yang dapat dikatakan sebagai pengangguran terselubung.   Jenis pengangguran Menurut faktor ekonominya      Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja.     Pengangguran konjungtural/siklis (cyclical unemployment) adalah pengangguran yang berkaitan dengan naik turunnya kegiatan perekonomian suatu negara.     Pengangguran struktural (stuctural unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran struktural yaitu menurunnya permintaan dan teknik produksi yang semakin canggih.     Pengagguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya, contohnya racun rumput telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah, dan lahan pertanian lainnya.     Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim. Ada waktu yang tak terpakai karena tidak ada pekerjaan dari musim yang satu ke musim lainnya. Sebagai contoh, di sektor pertanian umumnya setelah habi panen sampai musim tanam, petani tidak ada pekerjaan. Dalam keadaan ini petani tersebut adalah pengangguran musiman.     Pengangguran Deflasioner adalah pengangguran yang disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja.   DAMPAK PENGANGGURAN Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi      Pengangguran akan menghambat investasi karena jumlah tabungan masyarakat ikut menurun.     Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusha.      Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya PDB (Produk Domestik Bruto) sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.  Dampak Pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya      Secara psikologis, pengangguran dapat mengurangi kepercayaan diri pelakunya.     Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian dan pendapatan individu yang mengalaminya     Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan pelakunya, dengan semakin lamanya tidak digunakan dan dikembangkan maka keterampilan seseorang dapat hilang.     Pengangguran dapat mengurangi fungsi akal sehat pelakunya. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia terus berjalan, sementara pendapatan tidak ada, akibatnya seseorang bisa nekat mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.  Dampak Sosial dari Pengangguran      Menigkatnya kemiskinan     Menigkatnya angka kriminalitas yang dipicu kesulitan ekonomi     Merosotnya moral yang ditandai dengan meningkatnya pelau tindak asusila bermotifkan ekonomi. Kecenderungan memperoleh uang dalam jumlah besar dengan melakukan prostitusi.     Kondisi keamanan yang tidak terjamin akibat dari meningkatnya ngka kriminalitas.     Rendahnya kualitas kehidupan masyarakat.     Merebaknya kawasan slum (lingkungan kumuh)   CARA MENGATASI MASALAH PENGANGGURAN Cara Mengatasi Pengangguran Struktural      Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.     Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja     Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.  Cara Mengatasi Pengangguran Musiman      Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain utnuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu     Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain  Cara Mengatasi Pengangguran Deflasioner      Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja khususnya para tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri     Menarik investor baru agar dapat menggairahkan dunia usaha melalui pendirian berbagai macam perusahaan industri yang menyerap banyak tenaga kerja  Cara Mengatasi Pengangguran Teknologi      Mengenalkan teknologi kepada anak sejak usia dini     Memasukkan materi kurikulum tentang teknologi pada sekolah guna mempersipakan siswa agar dapat mengikuti perkembangan teknologi     Memberikan pelatihan kepada para pendidik agar dapat menguasai teknologi sehingga dapat disampaikan kepada anak didiknya  Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural  Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran konjungtural adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap barang dan/jasa sehingga permintaan mengalami kenaikan. Apabila permintaan terhadap produk barang naik, kegiatan produksi di perusahaan akan meningkat dan dapat menambah jumlah tenaga kerja. Cara Mengatasi Pengangguran Siklikal      Menigkatkan daya beli masyarakat     Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa  Cara Mengatasi Pengangguran Friksional      Perluasan kesempatan kerja dnegan cara mendirikan industri-industri padat karya.     Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru     Menggalakkan pengembangan sektor informal seperti home insdustry     Menggalakkan program transmigrasi untuk meyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya     Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru di kalangan swasta.


PENGERTIAN PENGANGGURAN

Menurut sakernas (survei keadaan angkatan kerja nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut :
  • Mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
  • Mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan disebut dengan penganggur putus asa.
  • Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru.
  • Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja.

PENYEBAB PENGANGGURAN DI INDONESIA

  1. Pendidikan dan keteramplan yang rendah
  2. Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dnegan cara melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi.
  3. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan negara
  4. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim
  5. Teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia
  6. Penduduk relatif banyak, sedangkan kesempatan kerja atau lapangan kerja relatif rendah.

JENIS-JENIS PENGANGGURAN

Jenis pengangguran menurut lama waktu kerja

Berdasarkan lama waktu kerja, pengangguran dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran terselubung.
  1. Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah situasi di mana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.
  2. Setengah menganggur (under employment) adalah situasi di mana orang bekerja, tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja dan penghasilan yang diperoleh. Sebagai contoh, orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance) di mana dia tidak ada kepastian mengerjakan pekerjaan paa waktu tertentu.
  3. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Kondisi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya. Pengangguran terselubung juga dapat terjadi karena terlalu banyak nya tenaga kerja yang dipakai untuk mengerjakan suatu pekerjaan melebihi optimalnya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memperkerjakan 10 karyawan untuk menangani pemasaran. Padahl hanya dengan memperkerjakan 7 karyawan, tugas tersebut dapat ditangani dengan baik. Pada contoh ini, berarti ada 3 karyawan yang dapat dikatakan sebagai pengangguran terselubung.

Jenis pengangguran Menurut faktor ekonominya

  1. Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja.
  2. Pengangguran konjungtural/siklis (cyclical unemployment) adalah pengangguran yang berkaitan dengan naik turunnya kegiatan perekonomian suatu negara.
  3. Pengangguran struktural (stuctural unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran struktural yaitu menurunnya permintaan dan teknik produksi yang semakin canggih.
  4. Pengagguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya, contohnya racun rumput telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah, dan lahan pertanian lainnya.
  5. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim. Ada waktu yang tak terpakai karena tidak ada pekerjaan dari musim yang satu ke musim lainnya. Sebagai contoh, di sektor pertanian umumnya setelah habi panen sampai musim tanam, petani tidak ada pekerjaan. Dalam keadaan ini petani tersebut adalah pengangguran musiman.
  6. Pengangguran Deflasioner adalah pengangguran yang disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja.

Baca Juga : Ketenagakerjaan (Pengertian, Jenis-Jenis Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, Bukan Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja, Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia) Materi Ekonomi Bab Ketenagakerjaan

DAMPAK PENGANGGURAN

Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi

  1. Pengangguran akan menghambat investasi karena jumlah tabungan masyarakat ikut menurun.
  2. Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusha. 
  3. Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya PDB (Produk Domestik Bruto) sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.

Dampak Pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya

  1. Secara psikologis, pengangguran dapat mengurangi kepercayaan diri pelakunya.
  2. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian dan pendapatan individu yang mengalaminya
  3. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan pelakunya, dengan semakin lamanya tidak digunakan dan dikembangkan maka keterampilan seseorang dapat hilang.
  4. Pengangguran dapat mengurangi fungsi akal sehat pelakunya. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia terus berjalan, sementara pendapatan tidak ada, akibatnya seseorang bisa nekat mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dampak Sosial dari Pengangguran

  1. Menigkatnya kemiskinan
  2. Menigkatnya angka kriminalitas yang dipicu kesulitan ekonomi
  3. Merosotnya moral yang ditandai dengan meningkatnya pelau tindak asusila bermotifkan ekonomi. Kecenderungan memperoleh uang dalam jumlah besar dengan melakukan prostitusi.
  4. Kondisi keamanan yang tidak terjamin akibat dari meningkatnya ngka kriminalitas.
  5. Rendahnya kualitas kehidupan masyarakat.
  6. Merebaknya kawasan slum (lingkungan kumuh)

CARA MENGATASI MASALAH PENGANGGURAN

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

  1. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
  2. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
  3. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

  1. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain utnuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu
  2. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain

Cara Mengatasi Pengangguran Deflasioner

  1. Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja khususnya para tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri
  2. Menarik investor baru agar dapat menggairahkan dunia usaha melalui pendirian berbagai macam perusahaan industri yang menyerap banyak tenaga kerja

Cara Mengatasi Pengangguran Teknologi

  1. Mengenalkan teknologi kepada anak sejak usia dini
  2. Memasukkan materi kurikulum tentang teknologi pada sekolah guna mempersipakan siswa agar dapat mengikuti perkembangan teknologi
  3. Memberikan pelatihan kepada para pendidik agar dapat menguasai teknologi sehingga dapat disampaikan kepada anak didiknya

Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran konjungtural adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap barang dan/jasa sehingga permintaan mengalami kenaikan. Apabila permintaan terhadap produk barang naik, kegiatan produksi di perusahaan akan meningkat dan dapat menambah jumlah tenaga kerja.

Cara Mengatasi Pengangguran Siklikal

  1. Menigkatkan daya beli masyarakat
  2. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

  1. Perluasan kesempatan kerja dnegan cara mendirikan industri-industri padat karya.
  2. Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
  3. Menggalakkan pengembangan sektor informal seperti home insdustry
  4. Menggalakkan program transmigrasi untuk meyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya
  5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru di kalangan swasta.

Pengertian Upah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upah, Syarat Sistem Pengupahan, Sistem Upah di Indonesia

Pengertian Upah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upah, Syarat Sistem Pengupahan, Sistem Upah di Indonesia.

Assalamuallaikum, kali ini kita akan bahas tentang pengertian upah, faktor-faktor yang mempengaruhi upah, syarat sistem pengupahan, sistem upah di indonesia, penawaran dan permintaan tenaga kerja, kemampuan dan kesediaan perusahaan, serikat buruh atau organisasi karyawan, pemerintah dengan undang-undang dan keppres, biaya hidup (cost of living), posisi jabatan karyawan, pendidikan dan pengalaman kerja, kondisi perekonomian nasional, jenis dan sifat pekerjaan, pengertian sistem upah menurut waktu, pengertian sistem upah borongan, pengertian sistem upah co-partnership, pengertian sistem upah bagi hasil, pengertian sistem upah menurut prestasi, pengertian sistem upah skala, pengertian sistem upah premi, pengertian sistem upah bonus, pengertian sistem upah indeks biaya hidup.
Assalamuallaikum, kali ini kita akan bahas tentang pengertian upah, faktor-faktor yang mempengaruhi upah, syarat sistem pengupahan, sistem upah di indonesia, penawaran dan permintaan tenaga kerja, kemampuan dan kesediaan perusahaan, serikat buruh atau organisasi karyawan, pemerintah dengan undang-undang dan keppres, biaya hidup (cost of living), posisi jabatan karyawan, pendidikan dan pengalaman kerja, kondisi perekonomian nasional, jenis dan sifat pekerjaan, pengertian sistem upah menurut waktu, pengertian sistem upah borongan, pengertian sistem upah co-partnership, pengertian sistem upah bagi hasil, pengertian sistem upah menurut prestasi, pengertian sistem upah skala, pengertian sistem upah premi, pengertian sistem upah bonus, pengertian sistem upah indeks biaya hidup. Pengertian Upah Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat (30) tentang Ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada ekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesempakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah Menurut Haisbuan, faktor-faktor yang memengaruhi besarnya upah antara lain : a. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan) upah relatif kecil. Sebaliknya, jika pencari kerja sedikit daripada lowongan pekerjaan upah relatif besar. b. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik, maka tingkat upah akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang, tingkat upah relatif kecil. c. Serikat Buruh atau Organisasi Karyawan Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh, tingkat upah semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh, tingkat upahnya kecil. d. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang. e. Biaya Hidup (Cost of Living) Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi, tingkat upah semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah, tingkat upah relatif kecil. f. Posisi Jabatan Karyawan Karyawan yang menduduki jabatan yang lebih tinggi, maka tingkat upahnya semakin besar. Sebaliknya, karyawan yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh upah yang kecil. g. Pendidikan dan Pengalaman Kerja Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama, upah akan semakin besar karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan pengaaman kerja yang kurang maka tingkat upahnya kecil. h. Kondisi Perekonomian Nasional Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju, maka tingkat upah akan semakin besar karena akan mendekati kondisi full employment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju, tingkat upah rendah karena terdapat banyak oengangguran (disgueshed unemployment). i. Jenis dan Sifat Pekerjaan Kalau jenis dan sifat pekerjaan sulit mempunyai risiko (finansial dan keselammatan) yang besar, maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar karena membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya. Akan tetapi, jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan risiko (finansial dan kecelakaan) kecil, tingkat upah/balas jasanya relatif rendah. Syarat Sistem Pengupahan Bersifat Menarik/Atraktif Sistem pengupahan sebaiknya bersifat atraktif agar menarik bagi orang luar untuk memasuki perusahaan yang memiliki kebijakan tersebut. Bersifat Kompetitif Sistem pengupahan juga harus bersifat kompetitif agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis atau perusahaan lain yang berada di dalam lingkungannya Harus Dirasakan Adil Sistem pengupahan juga harus dapat dirasakan adil bagi semua karyawan, di mana pekerjaan yang memang berat menerima imbalan lebih dibandingkan dengan pekerjaan yang ringan. Bersifat Motivatif Sistem pengupahan harus bersifat motivatif agar karyawan merasa adanay suatu rangsangan untuk memacu prestasi kerjanya karena adanya nilai imbalan yang sesuai. SISTEM UPAH DI INDONESIA Sistem upah merupakan kerangka pengelolaan perihal bagaimana upa diatur dan ditetapkan. Sistem upah di Indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi, yaitu : Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarga Menyediakan insentif untuk mendorong meningkatkan produktivitas kerja. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang. Di Indonesia pemerintah menetapkan upah minimum yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Upah minimum tiap-tiap daerah berbeda-beda karena memiliki keberagaman sumber daya, adat istiadat dan kebudayaan, serta struktur ekonomi. Sistem pemberian upah di Indonesia dapat digolongkan yaitu: A. Sistem Upah Menurut Waktu Sistem ini mendasarkan pembayaran upahnya menurut waktu kerja seorang pekerja. Satuan waktunya dapat ditentukan per jam, per hari, per minggu, atau per bulan. Sebagai contoh, perusahaan X menetapkan pembayaran upahnya per hari sebesar Rp. 50.000,00 jika seorang pekerja bekerja selama 10 hari, upah yang akan dia terima sebesar 10 hari x Rp50.000,00 = Rp500.000,00. B. Sistem Upah Borongan Sistem ini mendasarkan pemberian upah berdasarkan balas jasa atassuatu pekerjaan yang dipaketkan atau diborongkan kepada perusahaan yang bergerak di bidangnya. C. Sistem Upah Co-partnership Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi perusahaan. Dengan saham atau obligasi tersebut, para pekerja merasa memiliki sendiri perusahaan tersebut. Dalam sistem ini, pengusaha dan pekerja merupakan partaner atau mitra usaha. D. Sistem Upah Bagi Hasil Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya dengan sistem bagi hasil. Biasanya digunakan dalam penggarapan lahan pertanian di mana pemilik lahan dan pengarap lahan membagi hasil pertaniannya dengan persentase tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama. E. Sistem Upah Indeks Biaya Hidup Sistem ini mengaitkan pemberian upah dengan turun naiknya biaya hidup. Jika biaya hidup meningkat, upah pekerja dinaikkan, dan sebaliknya. Dalam sistem ini, upah dapat dibayarkan dalam bentuk barang seperti sembako. F. Sistem Upah Bonus Sistem ini memberikan upah kepada pekerja dari sebagian keuntungan pada akhir tahun buku. Jadi selain upah tetap bulanan, pekerja mendapatkan upah tambahan sebagai boonus atas partisipasinya dalam membangun perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan. G. Sistem Upah Premi Sistem ini merupakan kombinasi sistem upah prestasi yang ditambah dengan sejumlah premi tertentu. Sebagai contoh apabila Elia sebagai pekerja menyelesaikan 200 potong pakaian dalam 1 jam dibayar Rp5.000,00 dan jika terdapat kelebihan dari 200 potong diberikan premi misanya prestasi kerjanya 210 potong per jam, Elia akan mendapatkan Rp5.000,00 ditambah (10/200 x Rp5.000,00) = Rp5.250,00. dan seterusnya. H. Sistem Upah Skala Sistem ini menentukan besaran upah berdasarkan tingkat kemajuan dan kemunduran hasil penjualan. Apabila hasil penjualan meningkat, upah bertamabah dan sebaliknya. I. Sistem Upah Menurut Prestasi Sistem ini menentukan besaran upah berdasarkan tingkatkemajuan dan kemunduran asil penjualan. Apabila hasil penjualan meningkat, upah bertambah dan sebaliknya.

Pengertian Upah

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat (30) tentang Ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada ekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesempakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Menurut Haisbuan, faktor-faktor yang memengaruhi besarnya upah antara lain :

a. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

          Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan) upah relatif kecil. Sebaliknya, jika pencari kerja sedikit daripada lowongan pekerjaan upah relatif besar.

b. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan

          Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik, maka tingkat upah akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang, tingkat upah relatif kecil.

c. Serikat Buruh atau Organisasi Karyawan

          Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh, tingkat upah semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh, tingkat upahnya kecil.

d. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.

e. Biaya Hidup (Cost of Living)

Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi, tingkat upah semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah, tingkat upah relatif  kecil.

f. Posisi Jabatan Karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan yang lebih tinggi, maka tingkat upahnya semakin besar. Sebaliknya, karyawan yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh upah yang kecil.

g. Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama, upah akan semakin besar karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan pengaaman kerja yang kurang maka tingkat upahnya kecil.

h. Kondisi Perekonomian Nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju, maka tingkat upah akan semakin besar karena akan mendekati kondisi full employment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju, tingkat upah rendah karena terdapat banyak oengangguran (disgueshed unemployment).

i. Jenis dan Sifat Pekerjaan

Kalau jenis dan sifat pekerjaan sulit mempunyai risiko (finansial dan keselammatan) yang besar, maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar karena membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya. Akan tetapi, jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan risiko (finansial dan kecelakaan) kecil, tingkat upah/balas jasanya relatif rendah.

Syarat Sistem Pengupahan

  • Bersifat Menarik/Atraktif
Sistem pengupahan sebaiknya bersifat atraktif agar menarik bagi orang luar untuk memasuki perusahaan yang memiliki kebijakan tersebut.
  • Bersifat Kompetitif
Sistem pengupahan juga harus bersifat kompetitif agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis atau perusahaan lain yang berada di dalam lingkungannya
  • Harus Dirasakan Adil
Sistem pengupahan juga harus dapat dirasakan adil bagi semua karyawan, di mana pekerjaan yang memang berat menerima imbalan lebih dibandingkan dengan pekerjaan yang ringan.
  • Bersifat Motivatif
Sistem pengupahan harus bersifat motivatif agar karyawan merasa adanay suatu rangsangan untuk memacu prestasi kerjanya karena adanya nilai imbalan yang sesuai.

SISTEM UPAH DI INDONESIA

Sistem upah merupakan kerangka pengelolaan perihal bagaimana upa diatur dan ditetapkan. Sistem upah di Indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi, yaitu :
  1. Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarga
  2. Menyediakan insentif untuk mendorong meningkatkan produktivitas kerja.
  3. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang.
Di Indonesia pemerintah menetapkan upah minimum yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Upah minimum tiap-tiap daerah berbeda-beda karena memiliki keberagaman sumber daya, adat istiadat dan kebudayaan, serta struktur ekonomi.

Baca juga : Permasalahan Pengangguran di Indonesia (Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, Jenis-Jenis Pengangguran)

Sistem pemberian upah di Indonesia dapat digolongkan yaitu:

A. Sistem Upah Menurut Waktu

Sistem ini mendasarkan pembayaran upahnya menurut waktu kerja seorang pekerja. Satuan waktunya dapat ditentukan per jam, per hari, per minggu, atau per bulan. Sebagai contoh, perusahaan X menetapkan pembayaran upahnya per hari sebesar Rp. 50.000,00 jika seorang pekerja bekerja selama 10 hari, upah yang akan dia terima sebesar 10 hari x Rp50.000,00 = Rp500.000,00.

B. Sistem Upah Borongan

Sistem ini mendasarkan pemberian upah berdasarkan balas jasa atassuatu pekerjaan yang dipaketkan atau diborongkan kepada perusahaan yang bergerak di bidangnya.

C. Sistem Upah Co-partnership

Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi perusahaan. Dengan saham atau obligasi tersebut, para pekerja merasa memiliki sendiri perusahaan tersebut. Dalam sistem ini, pengusaha dan pekerja merupakan partaner atau mitra usaha.

D. Sistem Upah Bagi Hasil

Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya dengan sistem bagi hasil. Biasanya digunakan dalam penggarapan lahan pertanian di mana pemilik lahan dan pengarap lahan membagi hasil pertaniannya dengan persentase tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama.

E. Sistem Upah Indeks Biaya Hidup

Sistem ini mengaitkan pemberian upah dengan turun naiknya biaya hidup. Jika biaya hidup meningkat, upah pekerja dinaikkan, dan sebaliknya. Dalam sistem ini, upah dapat dibayarkan dalam bentuk barang seperti sembako.

F. Sistem Upah Bonus

Sistem ini memberikan upah kepada pekerja dari sebagian keuntungan pada akhir tahun buku. Jadi selain upah tetap bulanan, pekerja mendapatkan upah tambahan sebagai boonus atas partisipasinya dalam membangun perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan.

G. Sistem Upah Premi

Sistem ini merupakan kombinasi sistem upah prestasi yang ditambah dengan sejumlah premi tertentu. Sebagai contoh apabila Elia sebagai pekerja menyelesaikan 200 potong pakaian dalam 1 jam dibayar Rp5.000,00  dan jika terdapat kelebihan dari 200 potong diberikan premi misanya prestasi kerjanya 210 potong per jam, Elia akan mendapatkan Rp5.000,00 ditambah (10/200 x Rp5.000,00) = Rp5.250,00. dan seterusnya.

H. Sistem Upah Skala

Sistem ini menentukan besaran upah berdasarkan tingkat kemajuan dan kemunduran hasil penjualan. Apabila hasil penjualan meningkat, upah bertamabah dan sebaliknya.

I. Sistem Upah Menurut Prestasi

Sistem ini menentukan besaran upah berdasarkan tingkatkemajuan dan kemunduran asil penjualan. Apabila hasil penjualan meningkat, upah bertambah dan sebaliknya.