JENIS-JENIS MANUSIA PURBA : MEGANTHROPUS, PITHECANTHROPUS, HOMO SAPIENS LENGKAP

Jenis-Jenis Manusia Purba

jenis-jenis manusia purba. pengertian manusia purba. jenis manusai purba. manusia purba meganthropus. manusia purba pithecanthropus. mansia urba homo sapiens. manusia purba pithecanthropus mojokertensis. mnusia purba pithecanthropus soloensi. manusia purba pithecanthropus erectus. manusia purba homo wajakensis. manusia purba manusia liang bua. ciri-ciri manusia liang bua. penggolongan manusia homo sapien. ciri-ciri homo sapien. ciri-ciri homo. ciri-ciri pithecanthropus erectus. ciri-ciri pithecanthropus mojokertensis. ciri-ciri pithecanthropus soloensis. ciri-ciri pithecanthropus. ciri-ciri meganthropus. ciri-ciri meganthropus palaeojavanicus.

Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun lalu. Akan tetapi, para ahli sejarah meyakini bahwa jenis manusia pertama telah ada dimuka bumi ini sekitar dua juta tahun lalu. Karena lamaya waktu, sisa-sisa manusia purba sudah membantu atau berubah menjadi fosil. Oleh karena itu, manusia purba juga sering disebut manusia fosil. Untuk mengetahui kehidupan manusia purba di Indonesia ada dua cara  yaitu sebagai beikut :
a.      Dengan melalui sisa-sisa tulang manusia, hewan dan tumbuhan yang telah membatu (fosil)
b.      Dengan melalui peninggalan peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hsil budaya manusia, seperti alat-alat rumah tangga, bangunan, perhiasan atau senjata.

Meganthropus

Jenis meganthropus yang paling terkenal adalah meganthropus palaeojavanicus yang fosilnya ditemukan di sangran oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Fosil yang ditemukan di sangiran berupa bagian rahang bawah dan tiga buah gigi (1 gigi taring dan 2 geraham).
Megantropus palaeojavanicus berasal dari kata mega = besar, palaeo = ua, dan java = jawa, jadi meganthropus palaeojavanicus berarti manusia besar/raksasa yang diperkirakan manusia pertama yang hidup di jawa. Dengan cara stratigrafi, fosil meganthropus berada pada lapisan pucangan (pleistosen bawah). Berdasarkan umur lapisan tanah diperkirakan fosil ini berumur satu sampai dua juta tahun. Meganthropus palaeojavancus hidup secara food gathering atau mengumpulkan makan dari hutan. Makanan meganthropus palaeojavanicus utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.

Ciri-ciri Meganthropus Palaeojavanicus

      a)      Sudah berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala
      b)      Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok dan tidak berdagu
      c)      Otot kunyah, gigi, serta rahang besar dan kuat, diperkirakan makanan meganthropus adalah jenis tumbuh-tumbuhan

Pithecanthropus

Pithecanthropus disebut juga manusia kera. Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, pithecanthropus merupakan jenis manusia purba yang paling banyak jenisnya di Indonesia. Fosil pithecanthropus ditemukan di trinil, perning daerah Mojokerto, Sangiran, Kedung Brubus, Sambung macan dan Ngandong. Dengan cara stratigrafi, diketahui pithecanthropus berada pithecanthropus sangat bervariasi umurnya antara 30.000 sampai dengan 2 juta tahun.
Eugene Dubois menyimpulkan bahwa fosil pithecanthropus memiliki volume otak 900 cc yang lebih kecil dibandingkan dengan volume otak manusia yang di atas  1.000 cc dan lebih besar daripada volume otak kera yang tertinggi hanya 600 cc. volume otak dari fosil pithecanthropus berada di antara otak kera dan manusia. Oleh karena itu, fosil ini disebut Pithecanthropus yang berarti manusia kera.

Ciri-ciri pithecanthropus :

a.      Tinggi tubuhnya kira-kira 165-180 cm
b.      Badan tegap, namun tidak setegap meganthropus
c.       Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis
d.      Otot kunyah tidak sekuat meganthropus
e.      Volume otaknya 900 cc
f.        Hidung lebar dan tidak berdagu
g.      Makanannya bervariasi, yaitu t mbuhan dan daging hewan buruan

1.    Pithecanthropus Mojokertensis (Manusia Kera dari Mojokerto)

Pithecanthropus mojokertensis berarti manusia kera dari mojokerto. Fosil ini ditemukan dan diteliti oleh von koenigswald tahun 1936-1941 di daerah perning, mojokerto, jawa timur pada lapisan pleistosen bawah. Hasil penemuan von koenigswald berupa tengkorak anak-anak berusia sekitar lima tahun yang diperkirakan berasal dari anak-anak nya pithecanthropus. Pithecanthropus mojokertensis diperkirakan hidup sekitar 2,25-2,5 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.

2.    Pithecanthorpus Soloensis (Manusia Kera dari Solo)

Pithecanthropus soloensis merupakan pithecanthropus yang bertahan hidup sampai dengan akhir pleistosen tengah. Fosil pertama ditemukan di ngandong, di tepi sungai bengawan solo pada sekitar tahun 1931-1934. Para peneliti pithecanthropus soloensis di antaranya von koenigswald, oppernoorth dan ter haar.
Hasil penemuan pithecanthropus di lapisan pleistosen tengah mempunyai arti penting karena menghasilkan satu seri tengkorak berjumlah besar dalam waktu yang singkat pada satu tempat. Hasil penemuan itu berupa bagian atas tengkorak, tulang dahi, fragmen tulang pendinding dan tulang kering. Dari penemuan tersebut dapat diperkirakan jenis kelamin, usia bahkan kapisatas otaknya.

3.    Pithecanthorpus Erectus (Manusia Kera Yang Sudah Dapat Berjalan Tegak)

Fosil manusai purba jenis pithecanthropus erectus ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di trinil,  lembah sungai bengawan solo, berasal dari pleistosen tengah.
Penelitian ini didasarkan pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Volume otaknya berada di antara volume otak kera dan mansia. Tulang paha menunjukan bahwa mahluk itu sudab berjalan tegak. Itulah sebabnya, Eugene Dubois menyimpulkan bahwa hasil temuannya itu disebut pithecanthropus erestus yang berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak.

Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus :

     a)      Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
     b)      Tinggi badan berkisar 165-170 cm dengan berat badan kurang lebih 100 kg     
     c)      Berjalan tegak
     d)      Makanannya masih kasar dengan sedikit pengolahan
     e)      Hidupnya diperkirakan satu juta sampai dengan setengah juta tahun yang lalu.

Homo (Manusia)

Manusia purba jenis homo disebut juga homo erectus (manusia berjalan tegak). Fosil ini pertama kali diteliti oleh B. D. van Reitschoten di Wajak dan dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama teman temannya yang kemudian menyimpulkan sebagai jenis homo.

Ciri-ciri homo :

      a)      Muka lebar
      b)      Hidung dan mulutnya menonjol
      c)      Dahi masih menonjol walaupun tidak semenonjol jenis pithecanthropus
      d)      Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang
           Hidup dan perkembangan jenis homo ini sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu. Tempat penyebaran jenis homo tidak hanya di kepulauan Indonesia, tetapi juga di Filipina dan cina selatan.
Homo sapiens berarti manusia sempurna (baik dari segi fisik, volume otak, maupun postur tubuhnya yang secara umum tidkjauh berbeda dengan manusia modern). Homo sapiens kadang-kadang juga diartikan denganmanusia bijak (karena telah lebih maju dalam berpikir dan mneyiasati tantangan alam).
Para ahli paleoantropologi melukiskan perbedaan morfologis antara homo sapiens dan homo erectus.rangka homo sapiens kurang kekar posturnya bila dibandingkan dengan homo erectus, alasannya karena tulang belakang tidak setebal dan sekompak homo erectus.

Penggolongan manusia Homo sapiens :

     1)   Homo Wajakensis (Manusia Wajak)

Pada tahun 1889, B D van Rietschoten menemukan manusia wajak di sebuah ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut campurdara, dekat tulungagung, Jawa Timur. Manusia wajak ini merupakan satu-satunya temuan di Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan perkembangannya dengan manusia modern awal dari akhir kala pleistosen.

      2)   Manusia Liang Bua

Liang Bua dalam bahasa manggarai berarti gua/lubang sejuk adalah salah satu dari banyak gua karst di pulau flores, Nusa Tenggara Timur. Gua ini terletak di dusun rampasasa, desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gua ini merupakan penemuan mahluk mirip manusia (hominin) baru yang dinamakan Homo floresiensis. Secara geologi, gua tersebut merupkan bentukan endokarst yang berkembang pada bat gamping yang berselingan dengan batu gamping pasiran. Batuan gamping ini diperkirakan berasal dari periode miosen tengah atau sekitar 15 juta tahun yang lalu.
Pada bulan September 2003 Peter Brown dan Mike J Morwood menemukan manusia Liang Bua. Liang Bua adalah sebuah gua permukiman praaksara di flores. Secara harfiah liang bua merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan tunggi dengan permukaan tanah yang datar, serta merupakan tempat pemukiman yang nyaman bagi manusia pada masa praaksara. Liang bua merupakan sebuah temuan manusia modern awal dari akhir masa pleistosen di Indonesia yang menakjubkan dan diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di kepulauan Indonesia.

Ciri-ciri manusia liang Bua :

Mempunyai tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil dengan volume otak 380 cc. kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah homo erectus (1.000 cc), manusia modern homo sapiens (1,400 cc) dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse (450 cc).

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »