Sistem Ekskresi Pada Manusia
assalamuallaikum wr. wb.
hai teman-teman pelajar masa depan. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang sistem ekskresi pada manusia, mulai dari kulit, fungsi kulit, struktur kulit, mekanisme pengeluaran keringat, faktor faktor yang mempengaruhi pengeluaran keringat, hati, fungsi hati, struktur hati, empedu, enzim yang ada di hati, paru-paru, fungsi paru-paru, struktur paru-paru, ginjal, fungsi ginjal, struktur ginjal, proses pembentukan urin, tahap filtrasi proses pembentukan urin, tahap reabsorpsi proses pembentukan urin, tahap augmentasi proses pembentukan urin.
semoga bermanfaat dan dapat membantu ya teman-teman.
Kulit (Integumen)
Fungsi Kulit
- Sebagai Alat indra peraba
- Sebagai alat pengatur suhu tubuh
- Sebagai pelindung tubuh dari gesekan, penyinaran sinar matahari/utraviolet, zat-zat kimia, dan lain-lain.
- Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat terdiri dari air, garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea serta asam.
- Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
- Sebagai alat pelindung untuk mengurangi hilangnya air dari dalam tubuh.
Struktur Kulit
kulit terdiri dari dua lapis, yaitu epidermis (lapisan luar) dan dermis (lapisan dalam).
1. Epidermis (Kulit Ari)
epidermis terdiri dari beberapa lapisan (stratum) , yaitu sebagai berikut.
- stratum korneum (lapisan anduk), yaitu lapisan yang tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas
- stratum lusidum, yaitu lapisan yang berwarna bening
- startum granulosum, yaitu lapisan kulit yang mengandung pigmen melanin
- stratum spinosum, yaitu lapisan sel berduri yang sel-selnya masih mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri
- stratum germinativum, yaitu lapisan kulit yang selalu tumbuh membentuk sel-sel baru ke arah luar
2. Dermis (Kulit Jangat/Korium)
dermis atau kulit jangat terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini terdapat sebagai berikut.- pembuluh darah
- akar rambut
- ujung-ujung saraf
- kelenjar keringat (glandula sudorifera)
- kelenjar minyak (glandula sebacea)
- lapisan lemak subkutans
Mekanisme Pengeluaran Keringat
Proses pengeluraan keringat dipengaruhi oleh hipotalamus yang menghasilkan enzim brandikinin. Enzim brandikinin memengaruhi kerja kelenjar keringat untuk mengeluarkan keringat. Selain dipengaruhi hipotalamus, kerja kelenjar keringat juga dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan pembuluh darah. Ketika suhu tubuh naik, suhu darah akan meningkat dan merangsang kelenjar hipotalamus menyekresikan hormon. Hormon yang disekresikan ini masuk ke darah dan merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga kecepatan aliran darah menurun dan kelenjar keringat memproduksi keringat. Dengan demikian, suhu tubuh akan menurun.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengeluaran Keringat
Beberapa faktor yang memengaruhi pengeluaran keringat, di antaranya aktivitas tubuh, suhu, lingkungan, guncangan emosi, dan rangsangan saraf simpatetik akibat emosi.
Hati (Hepar)
Hepar atau yang biasa disebut dengan hati merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Hati sendiri merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh manusia. Selain hati, di dalam tubuh manusia juga terdapat beberapa macam kelenjar yang memiliki fungsinya masing – masing diantaranya ada kelenjar mamae,kelenjar getah bening, dan kelenjar tiroid, namun hati inilah merupakan yang paling vital.
Beberapa ciri – ciri hati berikut mungkin akan membuat kita lebih paham tentang organ hati itu sendiri, diantaranya yaitu :
Letak hati di dalam tubuh manusia yaitu di bawah diafragma dalam rongga perut di sebelah kanan atau lebih tepatnya di sebelah kanan atas abdomen. Yang terpenting letak hati itu bukan di sebelah kiri dada ya, atau kalo orang sakit hati itu biasanya megang – megang dada sebelah kiri itu salah, itu disitu posisi jantung hehe,
penjelesan ciri-ciri hati secara singkat : hati berwarna merah cokelat, hati memiliki berat kurang lebih 1,47 kg, hati memiliki banyak pembuluh darah yang lunak,.
Hati sendiri memiliki beberapa bagian atau lebih sering dikenal dengan sebutan lobus. Hati ini memiliki empat bagian lobus, ada dua lobus utama yang terdiri dari lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan lazimnya memiliki ukuran yang lebih besar. Lalu ada dua lobus lagi yang berukuran kecil dan letaknya di belakang lobus utama sebelah kanan. Di dalam setiap lobus sendiri terdapat unit multi – sisi yang disebut lobulus. Untuk lebih lengkapnya , berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai struktur hati dan fungsinya :
Lobus kanan dan lobus kiri, seperti yang sudah dijelaskan di pengantar, salah satu struktur hati yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Di lobus kanan dan lobus kiri inilah merupaka tempat pemrosesan utama pada hati . Di sini dihasilkan empedu yang berfungsi sebagai penawar racun.
Lobulus, seperti yang sudah dijelaskan juga di pengantar bahwa hati juga memiliki unit multi sisi yang disebut lobulus, yang tepatnya terletak di dalam lobus. Di dalam hati sendiri terdapat sekitar 50.000 sampai dengan 100.000 lobus dan di setiap lobus terdiri dari vena sentral yang dikelilingi sel – sel hati kecil.
Vena Sentralis, vena ini terdapat dibagian pusat dari lobulus.
Vena Hepatica, pembuluh darah ini berfungsi dalam mekanisme peredaran darah yaitu untuk mengangkut darah yang telah disaring oleh hati menuju ke vena kava inferior.
Lakuna, lakuna merupakan sekat yang memisahkan antara lobulus yang satu dengan lobulus yang lainnya.
Kantung empedu, bagian ini berfungsi sebagai reservoir penyimpanan untuk empedu. Untuk lebih lengkapnya baca artikel berikut : Fungsi Kantong Empedu dan Fungsi Empedu
Setelah diatas dibahas mengenai ciri – ciri hati, letak hati, serta struktur – struktur dan fungsi dari struktur tersebut, kali ini akan masuk ke pembahasan utamanya yaitu fungsi hati dalam sistem ekskresi manusia. Sistem ekskresi sendiri bukan hanya hati, ada beberapa diantaranya yaitu kulit, paru – paru,ginjal, dan hati itu sendiri. Berikut ini beberapa fungsi hati di dalam sistem ekskresi manusia :
Menetralkan racun atau detoksifikasi, ini merupakan fungsi hati yang paling penting. Hal ini akan membuat tubuh terhindar dari racun – racun yang berada di dalam tubuh manusia. Racun yang diserap oleh hati nantinya akan dibuang melalui urine Jika hati sudah tidak berfungsi lagi, maka racun – racun tersebut tidak mampu dibuang atau dinetralkan oleh tubuh, dan akan menimbulkan sangat banyak penyakit. Diantaranya yaitu liver atau biasa disebut dengan penyakit kuning, dimana fungsi hati dalam menetralkan racun telah rusak.
Merombak sel – sel darah merah yang sudah tua. Hasil perombakan sel darah merah itu yaitu globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali. Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan dirubah menjadi bilirubin da biliverdin yang nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan feses. Untuk fungsi sel darah merah dapat dibaca di artikel berikut fungsi sel darah merah.
Menghasilkan empedu, selain fungsi di atas. Salah satu fungsi utama dari hati itu sendiri yaitu untuk menghasilkan empedu. Empedu ini mengandung asam empedu yang berfungsi untuk membantu penyerapan usus dan vitamin A ,D, E, K yang larut dalam lemak. Nantinya empedu yang terbentuk akan disimpan di dalam kantong empedu.Empedu ini merupakan getah hasil dari perombakan sel darah merah yang terdiri dari dua komponen utama yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Selain itu, empedu mengandung kolesterol dan juga garam mineral. Fungsi empedu sendiri diantaranya sebagai aktivator dari enzim lipase dan juga untuk mencerna lemak agar mudah diserap oleh tubuh. Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di artikel lain yaitu Fungsi Empedu pada Manusia.
Mensintesis beberapa zat, selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu Hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.
Metabolisme dan menyimpan karbohidrat, digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan glukosa dalam darah.
Menghasilkan Urea dan Amonia, kedua zat tersebut merupakan zat sisa dari hasil perombakan protein. Kedua zat tersebut bersifat racun dan seharusnya dikeluarkan dari dalam tubuh. Nantinya kedua zat tersebut akan dikeluargan oleh tubuh melalui urin. Urin sendiri dihasilkan melalui proses filtrasi darah. Proses ini terjadi di ginjal, karena memang proses menghasilkan urin itu sendiri juga terjadi di dalam ginjal. Di dalam hati sendiri kedua zat ini terbentukketika tubuh kelebihan asam amino. Dimana asam amino ini akan diproses melalu proses yang disebut deaminasi. Yang nantinya kembali lagi ditegaskan bahwa kedua zat itu dibuang baik melalui feses ataupun urin melalui proses lebih lanjut lagi.
Ciri – Ciri dan Letak Hati
Beberapa ciri – ciri hati berikut mungkin akan membuat kita lebih paham tentang organ hati itu sendiri, diantaranya yaitu :
Letak hati di dalam tubuh manusia yaitu di bawah diafragma dalam rongga perut di sebelah kanan atau lebih tepatnya di sebelah kanan atas abdomen. Yang terpenting letak hati itu bukan di sebelah kiri dada ya, atau kalo orang sakit hati itu biasanya megang – megang dada sebelah kiri itu salah, itu disitu posisi jantung hehe,
penjelesan ciri-ciri hati secara singkat : hati berwarna merah cokelat, hati memiliki berat kurang lebih 1,47 kg, hati memiliki banyak pembuluh darah yang lunak,.
Struktur Hati dan Fungsinya
Hati sendiri memiliki beberapa bagian atau lebih sering dikenal dengan sebutan lobus. Hati ini memiliki empat bagian lobus, ada dua lobus utama yang terdiri dari lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan lazimnya memiliki ukuran yang lebih besar. Lalu ada dua lobus lagi yang berukuran kecil dan letaknya di belakang lobus utama sebelah kanan. Di dalam setiap lobus sendiri terdapat unit multi – sisi yang disebut lobulus. Untuk lebih lengkapnya , berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai struktur hati dan fungsinya :
Lobus kanan dan lobus kiri, seperti yang sudah dijelaskan di pengantar, salah satu struktur hati yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Di lobus kanan dan lobus kiri inilah merupaka tempat pemrosesan utama pada hati . Di sini dihasilkan empedu yang berfungsi sebagai penawar racun.
Lobulus, seperti yang sudah dijelaskan juga di pengantar bahwa hati juga memiliki unit multi sisi yang disebut lobulus, yang tepatnya terletak di dalam lobus. Di dalam hati sendiri terdapat sekitar 50.000 sampai dengan 100.000 lobus dan di setiap lobus terdiri dari vena sentral yang dikelilingi sel – sel hati kecil.
Vena Sentralis, vena ini terdapat dibagian pusat dari lobulus.
Vena Hepatica, pembuluh darah ini berfungsi dalam mekanisme peredaran darah yaitu untuk mengangkut darah yang telah disaring oleh hati menuju ke vena kava inferior.
Lakuna, lakuna merupakan sekat yang memisahkan antara lobulus yang satu dengan lobulus yang lainnya.
Kantung empedu, bagian ini berfungsi sebagai reservoir penyimpanan untuk empedu. Untuk lebih lengkapnya baca artikel berikut : Fungsi Kantong Empedu dan Fungsi Empedu
Fungsi Hati dalam Sistem Ekskresi Manusia
Setelah diatas dibahas mengenai ciri – ciri hati, letak hati, serta struktur – struktur dan fungsi dari struktur tersebut, kali ini akan masuk ke pembahasan utamanya yaitu fungsi hati dalam sistem ekskresi manusia. Sistem ekskresi sendiri bukan hanya hati, ada beberapa diantaranya yaitu kulit, paru – paru,ginjal, dan hati itu sendiri. Berikut ini beberapa fungsi hati di dalam sistem ekskresi manusia :
Menetralkan racun atau detoksifikasi, ini merupakan fungsi hati yang paling penting. Hal ini akan membuat tubuh terhindar dari racun – racun yang berada di dalam tubuh manusia. Racun yang diserap oleh hati nantinya akan dibuang melalui urine Jika hati sudah tidak berfungsi lagi, maka racun – racun tersebut tidak mampu dibuang atau dinetralkan oleh tubuh, dan akan menimbulkan sangat banyak penyakit. Diantaranya yaitu liver atau biasa disebut dengan penyakit kuning, dimana fungsi hati dalam menetralkan racun telah rusak.
Merombak sel – sel darah merah yang sudah tua. Hasil perombakan sel darah merah itu yaitu globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali. Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan dirubah menjadi bilirubin da biliverdin yang nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan feses. Untuk fungsi sel darah merah dapat dibaca di artikel berikut fungsi sel darah merah.
Menghasilkan empedu, selain fungsi di atas. Salah satu fungsi utama dari hati itu sendiri yaitu untuk menghasilkan empedu. Empedu ini mengandung asam empedu yang berfungsi untuk membantu penyerapan usus dan vitamin A ,D, E, K yang larut dalam lemak. Nantinya empedu yang terbentuk akan disimpan di dalam kantong empedu.Empedu ini merupakan getah hasil dari perombakan sel darah merah yang terdiri dari dua komponen utama yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Selain itu, empedu mengandung kolesterol dan juga garam mineral. Fungsi empedu sendiri diantaranya sebagai aktivator dari enzim lipase dan juga untuk mencerna lemak agar mudah diserap oleh tubuh. Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca di artikel lain yaitu Fungsi Empedu pada Manusia.
Mensintesis beberapa zat, selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu Hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.
Metabolisme dan menyimpan karbohidrat, digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan glukosa dalam darah.
Menghasilkan Urea dan Amonia, kedua zat tersebut merupakan zat sisa dari hasil perombakan protein. Kedua zat tersebut bersifat racun dan seharusnya dikeluarkan dari dalam tubuh. Nantinya kedua zat tersebut akan dikeluargan oleh tubuh melalui urin. Urin sendiri dihasilkan melalui proses filtrasi darah. Proses ini terjadi di ginjal, karena memang proses menghasilkan urin itu sendiri juga terjadi di dalam ginjal. Di dalam hati sendiri kedua zat ini terbentukketika tubuh kelebihan asam amino. Dimana asam amino ini akan diproses melalu proses yang disebut deaminasi. Yang nantinya kembali lagi ditegaskan bahwa kedua zat itu dibuang baik melalui feses ataupun urin melalui proses lebih lanjut lagi.
Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru sebagai alat ekskresi memiliki fungsi mengeluarkan zat-zat sisa dari proses pernapasan, yaitu CO2 dan H2O. Gas CO2 dan H2O hasil proses metabolisme diangkut darah dari jaringan tubuh menuju paru-paru dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh pada waktu ekspirasi.
Ginjal (Ren)
Ginjal merupakan organ utama dalam mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme pada manusia dengan mengeluarkan air dan zat-zat sisa metabolisme
Fungsi Ginjal
1. Mengekskresikan zat sisa metabolisme seperti urea, asam urat, kreatin, dan zat yang bersifat racun bagi
tubuh
2. Mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh
3. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur eksresi garam-garam yang berlebihan di dalam tubuh
3. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur eksresi garam-garam yang berlebihan di dalam tubuh
4. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh mengekskresikan urine yang bersifat basa
5. Menghasilkan enzim tubuh yaitu renin dan eritropoetin.
5. Menghasilkan enzim tubuh yaitu renin dan eritropoetin.
Sruktur Ginjal
Ginjal memiliki struktur yang diselubungi suatu kapsul yang terbentuk dari jaringan serabut. Bagian luar ginjal dinamakan dengan korteks yang di dalamnya terdapat struktur yang dinamakan dengan medula. Bagian dalam ginjal terdapat ruang kosong yang dinamakan dengan pelvis.
sistem ekskresi
Lokasi ginjal berada di belakang tubuh. Nefron merupakan unit struktur dan fungsional terkecil dari ginjal yang berjumlah +- satu juta nefron per ginjal manusia. Setiap nefron terdiri dari badan malpighi yang mengandung glomerolus yang diselubungi oleh kapsula bowman.
Nefron memiliki dua unsur yaitu
1. Unsur pembuluh: arterial, glomerolus, arterial eferen, kapiler tubuler
2. Unsur epitel: kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus disatal, dan tubulus kolektifus
2. Unsur epitel: kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus disatal, dan tubulus kolektifus
Proses Pembentukan Urine
Ginjal merupakan tempat yang digunakan untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dalam bentuk urine. Proses pembentukan urine melalui tiga tahapan yaitu melalui mekanisme filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi
1. Filtrasi(Penyaringan)
Proses pertama dalam pembentukan urine adalah proses filtrasi yaitu proses perpindahan cairan dari glomerolus menuju ke kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
1. Sel endotelium glomerolus
2. Membran basiler
3. Epitel kapsula bowman
Didalam glomerolus terjadi proses filtrasi sel-sel darah, trombosit dan protein agar tidak ikut dikeluarkan oleh ginjal. Hasil penyaringan di glomerolus akan menghasilkan urine primer yang memiliki kandungan elektrolit, kritaloid, ion Cl-, ion HCO3-, garam-garam, glukosa, natrium, kalium, dan asam amino.
Proses filtrasi pada glomerolus yang melibatkan pembuluh darah
Setelah terbentuk urine primer maka di dalam urine tersebut tidak lagi mengandung sel-sel darah, plasma darah, dan sebagian besar protein karena sudah mengalami proses filtrasi di glomerolus.
1. Sel endotelium glomerolus
2. Membran basiler
3. Epitel kapsula bowman
Didalam glomerolus terjadi proses filtrasi sel-sel darah, trombosit dan protein agar tidak ikut dikeluarkan oleh ginjal. Hasil penyaringan di glomerolus akan menghasilkan urine primer yang memiliki kandungan elektrolit, kritaloid, ion Cl-, ion HCO3-, garam-garam, glukosa, natrium, kalium, dan asam amino.
Proses filtrasi pada glomerolus yang melibatkan pembuluh darah
Setelah terbentuk urine primer maka di dalam urine tersebut tidak lagi mengandung sel-sel darah, plasma darah, dan sebagian besar protein karena sudah mengalami proses filtrasi di glomerolus.
2. Reabsorpsi(Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi merupakan proses yang kedua setelah terjadi filtrasi di glomerolus. Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke pembuluh darah yang mengelilinginya yaitu kapiler peritubuler. Sel-sel tubulus renalis secara selektif mereabsorpsi zat-zat yang terdapat pada urine primer dimana terjadi reabsorpsi tergantung dengan kebutuhan.
Zat-zat makanan yang yang terdapat di urine primer akan di reabsoprsi secara keseluruhan, sedangkan reabsorpsi garam-garam anorganik direabsorpsi tergantung jumlah garam-garam anorganik di dalam plasma darah. Proses reabsorpsi terjadi dibagian tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan dihasilkan urine sekunder setelah setelah proses reabsorpsi selesai.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Pembuluh darah pada tubulus kontortus distal melepaskan zat sisa yang tidak berguna serta menyerap kelebihan air sehingga terbentuk urin sesungguhnya yang akan dimasukkan ke tubulus kolektivus. Kemudian urin dibawa ke pelvis renalis untuk dialirkan melalui ureter menuju vesika urinaria yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin. Urin normal mengandung zat-zat seperti air sebanyak 95%, urea, asam urat dan amonia, zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin), garam mineral, terutama NaCl (natrium klorida), zat-zat yang bersifat racun seperti sisa obat dan hormon.
kesimpulan
jadi pada diri kita telah terjadi sistem ekskresi seperti yang sudah kita bahas tadi, kulit menghasilkan keringat dari proses sistem ekskresi, hati menghasilkan empedu yang sangat penting dari hasil proses sistem ekskresi, paru-paru menghasilkan CO2 dari hasil sistem ekskresi, dan yang terakhir ginjal yang menghasilkan urin dari hasil sistem ekskresi. semoga bermanfaat ya teman-teman. sampai jumpa di blog berikutnya.